“Bener-bener enggak bisa bayar apa-apa. Ada cicilan segala macem, enggak bisa sama sekali. Mau makan pun susah. Sampai bener-bener waktu itu kerja bolak-balik Jakarta-Bogor, siang malem di umur segitu,” jelasnya.
Kiesha sendiri mengaku sempat memandingkan kondisinya dengan teman-teman seusianya yang syuting hanya sebatas untuk unjuk diri dan mencari tambahan uang. Sementara itu, dirinya syuting untuk membiayai kebutuhan keluarga.
“Mungkin kalau contoh lain banyak ya kerja dari kecil. Tapi kan mereka dari keluarga harmonis yang memang ‘ya udah aku pengin syuting aja nih buat nambah-nambah uang’ gitu. Kalau Icha kan enggak. Emang bantu buat bunda segela macem. Terus juga ada nenek, kakek, adek juga masih kecil-kecil banget,” tuturnya.
Meski dalam posisi tersebut sang ibu juga turut bergerak demi ekonomi keluarga, Kiesha sendiri merasa memiliki tanggung jawab lebih sebagai anak laki-laki pertama di keluarga. Ia menyokong kebutuhan keluarga mulai dari biaya sewa kontrakan, air, hingga listrik.
Dengan tanggung besar yang ia pikul sejak dini, ia tak punya waktu untuk hura-hura dan bergaya selayaknya anak remaja seusianya. Ia selalu tampil sederhana meski orang memandangnya telah bekerja begitu keras.
“Temen-temen bilang ‘kok elu enggak punya apa-apa sih Cha? Biasa-biasa aja sekrang?’ Ya memang tujuan gue kerja kan buat keluarga, bukan buat gaya-gayaan. Kalau adik mau beli apa ya beli, bunda pengin beli apa, ya beli,” tutupnya.