Secara keseluruhan, Olivia Wilde selaku sutradara berhasil memberikan visual tahun 1950-an yang sempurna, khususnya dalam hal rumah tangga dan patriarki. Lagi pula, itulah tujuan utama Don’t Worry Darling.
Don’t Worry Darling ingin mengeksplorasi tirani patriarki, yang disamarkan sebagai kebahagiaan rumah tangga. Ini bukan ide baru, tapi lagi pula memang tidak banyak ide baru saat ini.
Film ini menggambarkan kehidupan seorang suami yang bekerja dari pagi hingga sore, ketika sang istri mengerjakan segala sesuatu di rumah dari mencuci, menyapu, dan membersihkan rumah.
Segala sesuatu di kota Victory digambarkan secara sempurna, bahkan terlalu sempurna hingga lama kelamaan Alice (Florence Pugh) curiga. Semuanya terlalu rapi dan teratur, terlalu berseragam, bahkan senyum bahagia para istri dari suami yang tak tampan dan tak juga hebat.
Salah satu masalah dalam Don’t Worry Darling adalah Olivia Wilde terlalu terpesona dengan dunia yang ia buat dengan cermat sampai dia tak bisa merelakannya.