Antv – Pernyataan pendakwah kondang Tanah Air, Mamah Dedeh terkait istri korban KDRT kembali ramai diperbincangkan di media sosial. Terlebih, belakangan ini jagat maya sedang dihebohkan dengan kabar dugaan KDRT yang dialami oleh Lesti Kejora.
Dalam video yang beredar, terlihat seorang perempuan mengajukan pertanyaan terkait keputusan seorang istri korban KDRT yang bertahan demi masa depan anak-anaknya dan menjaga nama baik keluarganya.
Mamah Dedeh pun dengan tegas mengatakan bahwa keputusan semacam itu adalah sebuah kebodohan. Sebab, memaksakan untuk bertahan meski sebenarnya kondisi rumah tangga sudah tidak sehat itu sama dengan bersikap zalim terhadap diri sendiri.
“Istri yang mengalami KDRT tapi tetap mempertahankan rumah tangganya demi anak karena itu dianggap sebagai suatu aib, bagaimana ini Mah?” tanya seorang jamaah dilihat dari video di akun Instagram @rumpi_gosip pada Senin, 3 Oktober 2022.
“Saya bilang itu perempuan yang—maaf—kata saya b-o-d-o, itu kata saya. Demi anak saya pertahankan rumah tangga ini, biarin gue bonyok. Kita punya hak atas tubuh kita, sakit aja wajib berobat, iya apa iya?” jawabnya tegas.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa setiap manusia memiliki hak atas tubuhnya sendiri, hak untuk hidup, hak sehat, dan hak untuk tenang. Keempat hal tersebut tentu tidak akan tercapai jika seorang korban KDRT memilih untuk bertahan dalam kesakitan.
“Kalau ada seorang istri bertahan, biarin ditendang diiyain, yang penting anak-anak bisa belajar yang bener, malu sama orang lain, maaf itu sangat-sangat salah. Kita sebagai manusia punya hak hidup, hak sehat wal afiat, hak tenang,” terangnya.
Mendengar pernyataan pendakwah senior tersebut, warganet pun beramai-ramai memenuhi kolom komentar. Mereka mengaku sangat setuju dengan penjelasan Mamah Dedeh dan menuliskan argumen mereka masing-masing.
“Justru menyelamatkan anak dari trauma lihat ortunya berantem, apalagi KDRT,” komentar seorang warganet.
“Jangan memakai anak sebagai alasan untuk memaksa wanita makin menderita. Karena mental anak pun tidak akan baik-baik saja bila dipaksa melihat ibunya tidak bahagia,” tulis warganet lain.
“Kita sebagai perempuan berhak bahagia dan hidup tenang. Menikah itu harusnya saling menghargai satu dengan yang lain,” imbuh warganet.