Antv – Lembaga Sensor Film (LSF) dan Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI), menyelenggarakan peluncuran gerakan nasional budaya sensor mandiri, dan bioskop sadar sensor mandiri.
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari komitmen bersama LSF dan GPBSI pada penghujung Juli 2022, untuk menggalakkan budaya sensor mandiri, yang merupakan salah satu program prioritas LSF.
Komitmen LSF dan GPBSI tersebut diwujudkan dalam bentuk kampanye masif, di bioskop-bioskop yang berada di bawah naungan GPBSI. Diawali dengan pemilihan beberapa bioskop di Jakarta dan sekitarnya sebagai percontohan.
Ketua LSF, Rommy Fibri Hardiyanto, dalam konferensi pers yang digelar di The Club, Djakarta Theater, Senin siang (5/9/2022), mengatakan, terwujudnya bioskop sadar sensor mandiri, tidak terlepas dari peran seluruh perusahaan bioskop di bawah naungan GPBSI.
Kontribusi dan komitmen perusahaan-perusahaan bioskop tersebut adalah ikut serta menggalakkan budaya sensor mandiri, dengan tetap mengedepankan pelayanan prima dan kenyamanan bagi seluruh pengunjung bioskop.
“Karena itu LSF dan gbpsi selama sebulan kemarin hingga hari ini sudah melakukan koordinasi dan komunikasi dan akhirnya kita menyepakati apa yang kita sebut dengan bioskop peduli sensor mandiri. Bioskop akan lebih gencar, show off istilahnya, kita akan lebih menunjukan diri bahwa bioskop dalam hal ini GBPSI dan LSF peduli untuk menyampaikan gimmick-gimmick yang ada, jadi bukan hanya memberi pemahaman kepada SDM di masing-masing bioskop tapi juga memberikan bahan-bahan promosi, bahan-bahan kampanye tentang budaya sensor mandiri kepada publik.” ujar Rommy Fibri Hardiyanto, Ketua Lembaga Sensor Film
Rommy menyebut, bioskop sadar sensor mandiri memiliki 5 media kampanye, berupa maskot karakter badak jawa yang menggemaskan, cinema standee, iklan layanan masyarakat, poster, dan buku saku panduan film.
Sementara itu, ketua GPBSI, Djonny Syafruddin beserta seluruh perwakilan perusahaan bioskop yang hadir, Cinema XXI, CGV, dan Cinepolis, yang turut hadir menyatakan mendukung penuh gerakan nasional budaya sensor mandiri, yang diinisiasi LSF.
“Pada prinsipnya bioskop seluruh indonesia mendukung penuh LSF ga usah khawatir itu aja… Kalau yang bangkang kasih tau saya, mau panjang ga bioskopnya, ga, susah amat ya kan? Karena ini masalah moralnya tinggi banget gitu lho.” ujar Djonny Syafruddin - Ketua GPBSI.
Selama ini sebenarnya pihak pengelola bioskop sudah melakukan berbagai cara, untuk memberikan informasi terkait film dan penggolongan usia penontonnya. Seperti penayangan telop sebelum pemutaran film, berisi informasi mengenai judul film, durasi, nomor surat tanda lulus sensor, dan klasifikasi usia. Namun, akan lebih baik jika masyarakat sudah teredukasi sebelum datang ke bioskop.
Diharapakn dengan adanya bioskop sadar sensor mandiri, edukasi dan literasi tentang memilah memilih tontonan yang sesuai dengan usia, dapat tersampaikan dengan lebih menarik.