Perwakilan mahasiswa Papua dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) hadir di anjungan Papua, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Jumat (4/10/2019).
Pengurus ikatan mahasiswa Papua (IMASEPA), Mudin Lalobo sempat kecewa karena acara ini bukan untuk memberikan narasi perpecahan."Kami dilarang berdiskusi di anjungan, padahal kami tidak macam-macam, tidak ingin berorasi negatif. Kami ingin Papua damai dan tidak rusuh. Kami tidak ingin Papua terjadi perang seperti di Poso," ucap Mudin Lalobo.Mudin menjelaskan rencananya ia dan rekan-rekannya akan berdeklarasi di dalam anjungan tersebut. Namun hingga pada harinya, mereka dilarang berdeklarasi oleh pengurus anjungan."Anjungan Papua ini hanya untuk acara kebudayaan. Kalau hanya sekadar berfoto dan membuat video tidak masalah. Jadi, tidak ada deklarasi mahasiswa Papua hari ini," ucap seorang pengurus wanita.Seorang alumni dari ikatan mahasiswa Papua (IMASEPA), Mudin Lalobo dalam pertemuan tersebut menyampaikan lima poin.Berikut lima poin yang disampaikan:Pertama, kami gabungan mahasiswa Papua se-Jabotabek berpegang teguh kepada posisi bermasyarakat dan bernegara.Kedua, kami akan menjaga kedamaian dan persaudaraan antara umat bangsa dan bernegara.Ketiga, kami mengajak masyarakat yang ada di Wamena dan sekitar saling mengayomi, mencintai dan melindungiKeempat, kami mengutuk tindakan yang membakar dan melanggar HAM oleh oknum tidak bertanggung jawabKelima, kami mengimbau seluruh mahasiswa Papua dan Papua barat di mana pun berada untuk menjaga nilai adat dan Bhineka Tunggal Ika untuk menjaga kesatuan Indonesia."Kami berharap agar masyarakat Papua lebih menyeleksi informasi yang ada, dan tidak mudah percaya berita bohong (hoaks)," ucap Mudin.Mudin menjelaskan bahwa masyarakat Papua cinta damai. Menurutnya, jika ada kerusuhan dan perpecahan penyebabnya adalah oknum tidak bertanggungjawabMereka menyerukan perdamaian bagi tanah kelahiran mereka, Bumi Cenderawasih yang belakangan situasinya memanas hingga ribuan orang harus mengungsi dari Wamena, Papua.Sebagai bentuk nasionalisme, belasan mahasiswa Papua ini turut menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagai bentuk rasa persatuan.Ketua Himpunan Mahasiswa Kaimana (Himaka), Moytuer Boymasa mengatakan pihaknya menyampaikan permintaan maaf pada warga pendatang di Papua yang turut menjadi korban. Dia berharap, masalah di Papua bisa selesai.Moytuer meyakini, kericuhan di Wamena dan Jayapura sama sekali tidak ada dampak positifnya melainkan hanya menimbulkan korban dan kerugian materiil."Kami dari Mahasiswa Kaimana yang studi di Jabodetabek menyampaikan permohonan maaf pada saudara kami, khususnya pendatang yang jadi korban. Semoga ini semua cepat selesai," imbuhnya.Moytuer menambahkan kini kondisi di Wamena sudah mulai membaik. Meski begitu, dia tetap meminta pemerintah dan aparat terus sinergi agar kejadian serupa tidak terulang. Kukun Yudi Parwanto | Jakarta
Mahasiswa Papua se-Jabodetabek Gelar Deklarasi di Anjungan Papua TMII
Jumat, 4 Oktober 2019 - 19:05 WIB