Barry Prima Sang Legenda Laga yang Tak Kenal Lelah

Barry Prima
Barry Prima (Foto : Instagram/ @film_realbarryprima)

Antv – Hubertus Barry Knoch Prima, atau yang lebih dikenal sebagai Barry Prima, adalah sosok legendaris dalam dunia perfilman Indonesia. Lahir di Bandung pada 19 Agustus 1954, Barry kini telah berusia 68 tahun dan memiliki dua anak. Barry adalah anak keenam dari sepuluh bersaudara, lahir dari pasangan Maximilian Herman Knoch yang berdarah Belanda dan Kaswarinah yang asli Indonesia.

Barry menghabiskan sebagian masa kecilnya di Swiss selama 4,5 tahun sebelum akhirnya kembali ke Indonesia saat berusia 8 tahun. Uniknya, Barry tak pernah mengecap bangku sekolah formal. Sebaliknya, ia menekuni berbagai seni bela diri, mulai dari judo, pencak silat, hingga jujitsu. 

Karier Barry di dunia hiburan dimulai pada tahun 1978 saat ia memerankan tokoh Amri di film "Primitif". Kisah awal kariernya pun cukup unik. Barry mengaku mendapat tawaran bermain film secara tak sengaja saat sedang menonton Roy Marten syuting di kawasan ITB, Bandung bersama sahabatnya, Gito Rollies. Dari situ, namanya mulai dikenal luas, terutama sebagai aktor film laga.

Telah membintangi puluhan judul film mulai dari Primitif, Srigala, dan yang terbaru ada Perjalan Pertama dan Hello Ghost.

img_title
Sinopsis 'Pertarungan Iblis Merah' Sinema Laga Klasik Barry Prima ANTV: Kisah Pendekar Gagal Pensiun!. (Foto: Instagram @antv_official)

Salah satu film yang membuat namanya semakin melambung adalah "Pertarungan Iblis Merah". Film ini merupakan karya sinema Indonesia bertema laga yang dirilis pada tahun 1988 dan disutradarai oleh Denny H. W. Cerita dalam film ini berkisar pada perjuangan Markoni, mantan pendekar yang harus menghadapi kenyataan pahit setelah menolak ajakan bekas temannya, Aria Geni, untuk kembali berbuat kejahatan. Markoni diserang, hartanya dirampas, dan keluarganya dibunuh. Tak ada pilihan lain bagi Markoni selain memburu para pembunuh keluarganya.

Cerita dimulai dengan Markoni yang hidup tenang di Lembah Arun bersama istrinya yang sedang hamil tujuh bulan. Suatu hari, kedamaian mereka dirusak oleh kedatangan tamu tak diundang, Minto, kakak seperguruan Markoni yang datang dengan maksud rahasia. Keesokan harinya, sekelompok penjahat yang dipimpin oleh Donggala menyerang rumah Markoni, mencari Kitab Pusaka Gembulawi, dan memperkosa serta membunuh istrinya.