Antv –Jusuf Wanandi (JW), salah seorang aktivis dan peneliti senior Indonesia menulis opini atau pendapatnya di media yang ia pimpin, The Jakarta Post, terkait alasannya mendukung calon presiden (capres) yang unggul dalam perhitungan pemilu 2024, Prabowo Subianto.
"Kita membutuhkan seseorang seperti Prabowo demi masa depan negara ini, baik karena alasan strategis maupun ekonomi," tulis JW dalam sebuah tulisan opini yang terbit pada Senin (18/3) dan dibagikan kepada teman-teman media pada Selasa (19/3).
Menurut Jusuf yang merupakan kelahiran Sawahlunto 15 November 1937 silam, alasan strategis memilih Prabowo yaitu karena Indonesia butuh sosok yang mampu memimpin dalam menghadapi banyak tantangan yang akan terjadi dimasa depan.
"Kita hidup dimasa yang penuh ketidakpastian sehingga memerlukan strategi yang tepat. Indonesia perlu lebih aktif dan berwawasan ke depan," ungkap Jusuf yang merupakan anggota dewan penyantun CSIS.
Alasan lainnya yaitu mempertimbangkan potensi perekonomian Indonesia yang kini terbesar ke-16 di dunia. Sehingga, butuh presiden yang memiliki pandangan luas terhadap situasi global sekaligus mampu memimpin ditengah negara dengan kekuatan besar lainnya.
"Sebagai negara dengan perekonomian terbesar ke-16 di dunia, Indonesia harus hadir dan memimpin bersama negara-negara besar lainnya. Diantara ketiga calon presiden, hanya Prabowo yang siap melakukannya karena ia memiliki latar belakang pendidikan serta latar belakang dan pandangan dunia," lanjut Jusuf menambahkan.
Selain itu, keluarga Prabowo dimata Jusuf Wanandi selama tiga generasi juga telah turut andil dalam membangun Indonesia. JW yang juga pendiri lembaga survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) pun mengaku beralih menjadi memberikan kesempatan pada Prabowo setelah mendengar komitmennya terkait persatuan dan kesatuan bangsa.
"Agar Prabowo Subianto berhasil, kita semua harus membantu dan mendukungnya. Tantangannya sangat besar dan kita semua harus melakukan bagian kita dibawah kepemimpinannya. Semoga Tuhan memberkati beliau dan masyarakat Indonesia," tandas Jusuf yang pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada periode 1972-1977 tersebut.