Antv – Tidak ada akses jembatan, sejumlah warga di Pekon (Desa) Pemerihan, Kecamatan Bengkunat, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung berenang seberangi sungai di daerah setempat, dengan membawa jenazah warga untuk dibawa ke pemakaman.
Menurut keterangan warga setempat bahwa akses di daerahnya memang sudah lama seperti ini, sehingga warga pun harus seberangi sungai yang ada di daerah setempat.
"Jenazah mau dikebumikan. Hanya akses jalan yang ada menuju pemakaman harus menyeberangi sungai," kata Sulardi, warga Pekon Pemirahan, Rabu (17/1/2024).
Sulardi menjelaskan Pekon Pemerihan merupakan salah satu desa yang lokasinya jauh terpencil di dalam hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Video yang viral di media sosial itu saat membawa warga yang meninggal karena sakit.
"Itu warga meninggal karena sakit dan video tersebut pada tanggal 16 Januari 2024 jam 9 pagi," jelasnya.
Lanjutnya, warga setempat berharap pemerintah di daerah setempat bisa membantu bangunkan akses jembatan, sehingga memudahkan warga untuk bisa mengakses jalan ke luar daerah.
"Kami butuh bantuan dari pemerintah untuk dibangunkan jembatan," harap dia.
Dia menambahkan bahwa kejadian seperti ini bukan yang pertama, namun sudah sering terjadi.
"Sudah bertahun-tahun, kami kalau mau mengebumikan jenazah harus dengan kondisi seperti ini mangkanya kami sangat"membutuh kan bantuan dari pemerintah mohon di bantu kami," papar dia.
Sementara itu Rozzidin, sopir ambulance mengatakan sudah saatnya pemerintah memperhatikan pembangunan wilayah terisolir. Apalagi saat ini menjelang pemilu baik pilpres, dan pemilihan legislatif.
"Mohon sekiranya bantuan terhadap desa ini. Baik capres dan caleg seperti tak ada yang peduli. Cuma butuh suara warga saja," kata Rozzidin.
Pemuda ini beralasan karena setiap musim penghujan, desa mengalami banjir. Khusus ke arah Tempat Pemakaman Umum (TPU) sudah lebih mirip sungai.
"Kami berharap dari Pemerintah Provinsi Lampung membangun jembatan yang ada di desa kami. Karena akses jalan tidak memungkinkan setiap ada yang meninggal sangat beresiko bagi kami saat banjir," jelasnya.