Antv – Satpolair Polres Lampung Selatan (Lampsel), melakukan patroli laut dan larang para nelayan dan wisatawan untuk tidak mendekat di sekitar Gunung Anak Krakatau dengan radius lima kilometer.
Tercatat Gunung Anak Krakatau mengalami 90 kali letusan atau erupsi dengan ketinggian abu vulkanis mencapai 2.000 meter dari permukaan kawah gunung.
Aktivitas Gunung Anak Krakatau mengalami peningkatan sejak tanggal 26 sampai 28 november 2023. Letusan abu vulkanis berwarna hitam pekat membumbung ke udara condong ke arah barat daya atau ke arah Pelabuhan Bakauheni, Lampung.
Kasat Polair Polres Lampung Selatan, Iptu Fathul Arif mengatakan pihaknya melakukan patroli di sekitar Perairan Selat Sunda dengan difokuskan ke sejumlah nelayan yang beraktivitas di sekitar Gunung Anak Krakatau.
"Kita menghimbau kepada nelayan dan para wisatawan untuk menjauhi Gunung Anak Krakatau karena telah mengalami letusan sebanyak 90 kali," kata Iptu Fathul Arif, Selasa (28/11/2023).
Sejumlah nelayan juga diimbau agar tetap mematuhi peraturan demi keselamatan. Ancaman tidak hanya dari dampak letusan Gunung Anak Krakatau, akan tetapi cuaca buruk jelang pergantian tahun juga perlu diwaspadai.
"Karena sebentar lagi pergantian tahun, kita menghadapi cuaca ekstrem. Kami menghimbau juga kepada masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati dalam menghadapi cuaca ekstrem di akhir tahun," beber Iptu Fathul Arif.
Berdasarkan data dari pos Pusat Vulkanologi & Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), aktivitas gunung anak krakatau meningkat karena adanya curah hujan yang tinggi di sekitar kawah gunung sehingga memicu terjadinya letusan.
Ketinggian Gunung Anak Krakatau pasca letusan tahun 2018 lalu kini sudah mencapai 180 meter dari permukaan laut. Untuk Status Gunung Anak Krakatau saat ini berstatus siaga III, di himbau wisatawan dan masyarakat nelayan dilarang mendekat di radius 5 km dari sekitar kawah gunung.
