Antv – Pariwisata Indonesia menjadi sektor penting selain pajak yang menyumbang devisa bagi negara. Tahun 2022 lalu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencatat pendapatan devisa dari sektor pariwisata Indonesia mencapai US$ 4,26 miliar.
Nilai tersebut telah melonjak hingga 769,39% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang hanya sebesar US$ 0,49 miliar. Dengan demikian sektor pariwisata merupakan sektor yang sangat prospektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sayangnya, kendati kebutuhan akan tenaga profesional di bidang ini tinggi, ketersediaan tenaga kerja yang memiliki kompetensi dan berwawasan internasional masih perlu dikembangkan lebih lanjut.
Menyadari hal tersebut Yayasan Menara Bhakti (YMB) merasa tergerak untuk mengembangkan pendidikan profesional di bidang kepariwisataan dan perhotelan.
Bekerjasama dengan Ecole Hôtelière de Lausanne (EHL) dan Marriott International Indonesia, YMB yang merupakan penyelenggara Universitas Mercu Buana, universitas swasta terakreditasi unggul dengan pengalaman hampir 40 tahun, mendirikan Institut Pariwisata Tedja Indonesia (IPTI).
“Institut Pariwisata Tedja Indonesia berkomitmen untuk mendidik dan melahirkan tenaga kerja di bidang pariwisata dan perhotelan yang kompeten dengan standar internasional.
IPTI bekerja sama dengan Ecole Hôtelière de Lausanne (EHL), sekolah perhotelan ternama di Swiss, dalam pengembangan kurikulum dan juga menjalin kemitraan dengan Marriott International Indonesia,” kata Rani Pujiastuti, Dipl. FM., Ketua Pengurus Yayasan Menara Bhakti.