Antv – Kriminolog Universitas Lampung (Unila), Ahmad Irzal Fardiansyah menilai penemuan 3 mayat tanpa kepala dalam kurun waktu dua hari di tiga pantai berbeda yakni di Kabupaten Lampung Selatan dan Kabupaten Tanggamus diduga memiliki hubungan dan saling berkaitan.
"Ini kejahatan yang terpola. Saya kira kemungkinan besar ada hubungannya antara satu dengan yang lain. Kalau melihat waktunya, kemudian pola dari hasil kejahatannya dengan memotong kepalanya itu menunjukkan adanya keterkaitan. Karena terjadi dalam kurun waktu satu hari dan pola kejahatannya sama dengan dipotong kepalanya lalu dibuang ke laut," kata Dr. Ahmad Irzal Fardiansyah, SH, M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung, Minggu (10/9/2023).
Dalam proses penegakan hukum, lanjut Ahmad Irzal, pihak kepolisian perlu menelusuri fenomena penemuan mayat tanpa kepala dalam kurun dua hari ini. Penegak hukum harus melihat dan menelaah jauh terhadap fenomena penemuan mayat tanpa kepala, apakah memang trend kejahatan untuk menghilangkan jejak dengan cara tersebut.
"Ini sesuatu yang sebetulnya diluar bayangan kita sebagai manusia normal. Tentunya ini menjadi pekerjaan rumah yang penting dari aparat penegak hukum. Karena ini terlihat kejahatannya yang terpola dan dapat ditelusuri oleh penegak hukum untuk mengungkap apakah ini menjadi trend kejahatan orang yang ingin menghilangkan jejak kejahatannya dengan cara seperti itu," kata dia.
Jika dilihat dari lokasi penemuannya yang berada di wilayah pesisir pantai di Lampung, Ahmad Irzal menilai bahwa ketiga mayat tanpa kepala ini memiliki hubungan dan saling berkaitan jika dilihat dari lokasi penemuannya yang berada di wilayah pesisir pantai di Lampung.
"Kalau dilaut kan bisa kemana-mana terbawa arus. Ini terlihat dekat karena di laut. Ada kemungkinan ini satu peristiwa yang kemudian menimbulkan tiga korban. Dimana seluruh korban ditemukan dengan kondisi tanpa kepala," ungkapnya.
Untuk membuktikan ketiga mayat tanpa kepala itu memiliki hubungan, Ahmad Irzal menjelaskan hal itu dapat diketahui dari hasil pemeriksaan test DNA.
"Bisa saja ketiganya itu memiliki kedekatan dan hubungan. Itu butuh penelaahan aparat penegak hukum karena mereka yang menentukan apakah memiliki hubungan dan kedekatan dapat dilihat dari hasil pemeriksaan DNA," jelasnya.
Menurut Ahmad Irzal, jika ketiga korban tanpa kepala ini merupakan korban dari hewan buas di laut dapat dilihat dari bekas gigitan dan luka ditimbulkan. Luka itu bisa diketahui dari hasil pemeriksaan lebih lanjut dari autopsi, apakah digigit hewan buas di laut, apakah dipotong dengan benda tajam ataukah korban kecelakaan di luat.
"Kalau melihat ciri-cirinya dan tanda-tandanya seperti itu. Biasanya kalau kejahatan-kejahatan yang dilakukan disaat yang sama, kemudian oleh satu pihak yang sama. Kalau dia memang berupa suatu kejahatan, kemungkinan besar itu suatu rangkaian kejahatan yang terjadi," beber dia.
Diketahui, penemuan 3 mayat tanpa kepala di pesisir pantai Lampung menghebohkan warga. Ketiga mayat tanpa kepala itu ditemukan dalam kurun waktu dua hari di tiga pantai berbeda yakni di Kabupaten Lampung Selatan dan Kabupaten Tanggamus.
Mayat pertama ditemukan warga mengapung di Pantai Penobaan, Kecamatan Tanjung Tua, Kabupaten Lampung Selatan, Rabu (6/9/2023).
Mayat berjenis kelamin laki-laki ini ditemukan tanpa kepala serta lengan. Dari beberapa video serta foto, ciri-ciri mayat itu mengenakan training panjang berwarna warna biru dan kaos berwarna putih.
Kemudian, mayat kedua berjenis kelamin wanita juga ditemukan dalam kondisi tanpa kepala. Mayat ini ditemukan di Pantai Dusun Paret Dua, Desa Pematang Pasir, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan, Rabu (6/9/2023) malam.
Sedangkan untuk mayat ketiga ditemukan warga di pantai yang berada di Kabupaten Tanggamus. Mayat berjenis kelamin perempuan ini ditemukan warga tanpa kepala, lengan dan pergelangan kaki di pesisir Pantai Karang Bolong, Pekon Tegineneng, Kecamatan Limau, Kabupaten Tanggamus, Kamis (7/9/2023) siang.