Antv – Anies Baswedan mendapatkan dukungan publik 20,4 persen; Prabowo Subianto 33,6 persen; dan Ganjar Pranowo 35,9 persen.
Demikian temuan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk “Trend Elektabilitas Baka Calon Presiden”. Hasil survei itu dipresentasikan Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, melalui kanal Youtube SMRC TV pada Rabu, 23 Agustus 2023.
Deni menjelaskan bahwa populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Sampel basis sebanyak 3710 responden dipilih secara random (stratified multistage random sampling) dari populasi tersebut dengan jumlah yang proporsional di setiap provinsi.
Oversample dilakukan di provinsi-provinsi kecil sehingga total sampel menjadi 5000 responden. Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 4260 atau 85%. Sebanyak 4260 responden ini yang dianalisis. Margin of error survei dengan jumlah sampel tersebut secara nasional diperkirakan +/- 1.65% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling.
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Waktu wawancara lapangan 31 Juli – 11 Agustus 2023.
Pembobotan data dilakukan sehingga sampel yang dianalisis proporsional terhadap populasi menurut provinsi dan variabel-variabel demografi lainnya.
Survei ini menemukan dalam simulasi tiga nama, Ganjar mendapat dukungan 35,9 persen, Prabowo 33,6 persen, Anies 20,4 persen, dan belum jawab 10,1 persen.
Menurut Deni, suara Ganjar dan Prabowo di simulasi tiga nama ini seimbang (tidak berbeda signifikan) karena selisihnya kurang dari dua kali margin of error.
Deni menjelaskan bahwa dalam 2 tahun terakhir, dari Mei 2021 ke Agustus 2023, dukungan pada Ganjar naik dari 25,5 persen menjadi 35,9 persen, sementara Prabowo stagnan dari 34,1 persen menjadi 33,6 persen, dan Anies cenderung turun dari 23,5 persen menjadi 20,4 persen.
Deni melanjutkan bahwa dalam jangka waktu yang lebih pendek, selama empat bulan terakhir ada dinamika dukungan kepada ketiga calon.
Dukungan pada Ganjar menguat setelah ia dideklarasikan sebagai calon presiden dari 33,2 persen di awal April 2023 menjadi 39,2 persen di awal Mei 2023 (naik 6 persen), namun sempat melemah pada survei pertengahan Juli 2023 menjadi 30,8 persen, kemudian kembali menguat pada survei terakhir di awal Agustus 2023 menjadi 35,9 persen.
Prabowo sempat menguat dari 31,5 persen di awal April 2023 menjadi 37,8 persen di pertengahan Juli 2023, kemudian cenderung melemah di survei awal Agustus ini menjadi 33,6 persen.
Sementara itu elektabilitas Anies cenderung melemah dari 24,2 persen pada awal April 2023 menjadi 20,4 persen dalam survei awal Agustus 2023.
Dalam simulasi tiga nama ini tidak ada calon yang mendapat suara dominan di atas 50 persen.
Karena itu, menurut Deni, terbuka kemungkinan pemilihan presiden akan berlangsung dua putaran jika yang bersaing tiga nama tersebut dan pemilihan diadakan ketika survei.
Jika yang bersaing hanya dua nama, Ganjar vs Prabowo, dalam simulasi head to head Prabowo mendapatkan dukungan 44,5 persen, Ganjar 41,5 persen, dan masih ada 13,9 persen yang belum menjawab.
Deni menjelaskan bahwa secara statistik dukungan kepada Prabowo dan Ganjar dalam simulasi dua nama ini seimbang (tidak beda signifikan) karena selisihnya (3%) kurang dari 2 kali margin of error (3,3%).
Jika yang bersaing hanya dua nama antara Ganjar vs Anies, Ganjar mendapat dukungan 49,6%, unggul signifikan atas Anies yang mendapat dukungan 32,8%. Yang belum tahu sekitar 17,6%.
Sementara itu bila yang bersaing hanya Prabowo vs Anies, Prabowo mendapat dukungan 52%, unggul signifikan atas Anies yang mendapat dukungan 30,2%. Yang belum tahu sekitar 17,8%.
”Dari hasil survei ini dapat disimpulkan bahwa Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto bersaing sangat ketat, dan keduanya unggul signifikan atas Anies Baswedan jika pemilihan diadakan ketika survei dilakukan”, pungkas Deni.