Antv – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menyampaikan laporan keuangannya untuk periode semester I-2023.
Dalam ringkasan kinerja keuangan, BUMI mencatatkan pendapatan US$ 886,3 juta di paruh pertama tahun ini. Angka tersebut dengan mengkonsolidasikan PT Arutmin Indonesia tanpa PT Kaltim Prima Coal (KPC).
Bumi Resources (BUMI) berhasil membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 81,8 juta pada semester I-2023. Sementara di periode yang sama tahun lalu raihannya US$ 167,7 juta.
Sedangkan, bila mengkonsolidasikan KPC, maka pendapatan BUMI mencapai US$ 3,30 miliar, turun 13,3% dari semester I-2022 di US$ 3,8 miliar. Adapun laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tetap sama, yakni US$ 81,8 juta.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resources, Dileep Srivastava menjelaskan, pendapatan di H1-2023 adalah sebesar US$ 3,30 miliar (dengan mengkonsolidasikan KPC) atau turun 13,3% yoy lantaran kondisi hujan deras yang terus menerus (La Nina).
“Upaya terbaik telah dilakukan dengan mengendalikan biaya yang sebagian besar disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar,” jelas Dileep dalam keterangan resmi dikutip Minggu (30/7/2023).
Kinerja Keuangan BUMI dengan mengkonsolidasikan KPC:
Dileep menambahkan, pada H1-2023, total royalti yang dibayarkan secara konsolidasi besarnya mencapai US$ 1,03 miliar dan ini setara dengan 31,2% pendapatan kotor sebesar US$ 3,30 miliar. Royalti meningkat 14% pada penjualan domestik dan hingga 28% pada ekspor, yang mulai berlaku 1 Januari 2022, di anak perusahaan KPC dan PT Arutmin Indonesia.
Kinerja Keuangan BUMI dengan mengkonsolidasikan Arutmin tanpa KPC: