Antv – Sebagian besar jemaah haji Jawa Barat pada musim haji kali ini menempati pemondokan di kawasan Mahbas Jin di Kota Mekkah, sekitar dua kilometer dari Masjidil Haram.
Bangunan-bangunan pemondokan jemaah Jawa Barat berderet mengapit sebuah jalan raya, sehingga jemaah harus menyeberang jalan untuk bisa mencapai terminal bus Mahbas Jin yang berada di tengah jalur.
Aktivitas penyeberangan antara pemondokan dan terminal rute tujuan Masjidil Haram ini pun hampir selalu ramai, terutama pada waktu-waktu salat.
Perlu pengamanan terhadap para jemaah yang begitu bersemangat menjalankan ibadah salat atau umrah di Masjidil Haram.
Untuk meminimalisasi kecelakaan atau membantu penyeberangan para jemaah, petugas haji menjadwalkan piket petugas penyeberangan jalan.
Setiap petugas kloter mendapatkan waktu piket petugas penyeberangan setiap jam dalam sehari. Dalam satu jam piket, setidaknya ada tiga kloter yang bertugas dalam satu sektor.
Petugas Haji Daerah asal Kloter JKS 2 ASAL Kabupaten Cianjur, Agus Djaelani, mengatakan sudah sekitar seminggu bertugas piket menyeberangkan jemaah pada pukul 06.00 -07.00. Ini adalah jadwal ramai ketika jemaah pulang dari Masjidil Haram.
"Kita bertugas untuk memastikan keamanan bagi para jemaah yang menyeberang. Banyak lansia yang memang harus kita bantu untuk menyeberang," kata Agus, Selasa (20/6/2023).
Ia mengatakan banyak kisah seru selama bertugas menjadi petugas penyeberangan jalan. Dari mulai jemaah yang bertanya-tanya letak hotel kepadanya, sampai jemaah yang tidak sabaran untuk segera menyeberang jalan.
"Terkadang ada juga jemaah yang inginnya segera menyeberang, padahal lebih baik kita kumpulkan dulu supaya lebih banyak yang menyeberangnya. Dan kita juga tidak bisa memilih siapa yang akan kita seberangkan, mau dari Indonesia atau luar Indonesia, kita seberangkan," kata Agus.
Ketua Kloter JKS 49, Puryanto, mengatakan ia pun membantu tugas piket penyeberangan jalan di Mahbas Jin. Memberikan rasa aman dan nyaman kepada para jemaah, ujarnya, adalah tugas setiap petugas haji.
"Kita terus berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah kita, jemaah Indonesia. Supaya mereka bisa beribadah dengan tenang dan bisa aman dan nyaman saat menyeberang jalan," katanya.
Untuk fasilitas penyeberangan pedestrian, pemerintah setempat baru membuka terowongan penyeberangan tahun ini.
Namun, belum banyak jemaah mengetahuinya, ditambah jemaah harus menuruni dan menaiki tangga di terowongan ini.
Sedangkan, jembatan penyeberangan belum rampung dibangun.