Antv – Beredar viral di media sosial sebuah video yang memperlihatkan jalan provinsi sepanjang 140 kilometer, di Toba, Sumatera Utara, dibiarkan hancur lebur selama kurang lebih 13 tahun.
Salah satu yang membagikan video itu adalah akun Twitter @Channel Derapsengketa, dengan menuliskan narasi: "YTH.BAPAK JOKOWI INI JERITAN MASYARAKAT HABORNAS. JALAN HANCUR TIDAK LAYAK DISEBUT JALAN PROVINSI MELEWATI ANTAR KABUPATEN."
Diketaui, warga Kecamatan Habinsaran, Borbor, dan Nassau di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, sudah belasan tahun hidup dengan jalan yang rusak berat dan cukup membahayakan.
Tak kunjung diperbaiki pemerintah, masyarakat terpaksa merogoh uang Rp10.000 hingga Rp50.000 per keluarga untuk menimbun jalan dengan batu agar jalan bisa dilalui. Jika tidak, hasil pertanian mereka tak bisa dijual.
”Kami baru saja menimbun jalan berlumpur yang rusak berat dengan batu padas agar bisa dilewati truk. Kalau tidak ditimbun, hasil pertanian kami tidak bisa diangkut ke kota,” kata Kepala Desa Lumban Rau Barat, Kecamatan Habinsaran, Rukman Lubis, beberapa waktu lalu.
Jalan provinsi di Kabupaten Toba itu merupakan jalan satu-satunya yang menghubungkan desa-desa di tiga kecamatan ke ibu kota kabupaten, Balige.
Namun, karena kondisi jalan rusak berat, waktu tempuh dari Desa Lumban Rau Barat ke Balige tiga jam, padahal jaraknya hanya 60 kilometer.
Truk yang mengangkut bahan pertanian hanya bisa berjalan pelan karena di beberapa ruas tidak ada lagi aspal yang tersisa, jalan berlubang, dan berlumpur. Saat hujan turun, beberapa ruas tidak bisa dilalui karena berlumpur dan sangat licin.
Rukman mengatakan, mereka baru saja membeli delapan truk batu padas dengan harga Rp800.000 per truk. Mereka menimbun jalan yang berlubang dan berlumpur agar bisa dilalui kendaraan.
”Kami kumpulkan uang dari masyarakat secara sukarela. Masyarakat memberikan Rp 10.000 sampai Rp 50.000 per keluarga. Ada juga perantau dan pengusaha dari kampung kami yang membantu,” ujar Rukman.
Rukman mengatakan, jalan rusak sangat merugikan masyarakat yang sebagian besar merupakan petani. Ia mencontohkan, harga biji kopi gabah kering di desa mereka hanya Rp27.000 per kilogram.
Di Balige, harga kopi itu sudah Rp40.000 per kilogram. Demikian juga jagung pipil yang mereka jual Rp4.500 per kilogram di desa, sementara di Balige sudah Rp5.500 per kilogram.
Ketua Forum Perjuangan Masyarakat Habinsaran Borbor Nassau Parasman Pasaribu mengatakan, ada empat ruas jalan di tiga kecamatan itu dengan total panjang 137,5 kilometer dengan 56,7 kilometer di antaranya rusak berat. Jalan itu menghubungkan tiga kecamatan ke pusat kabupaten, ke arah perbatasan Tapanuli Utara, dan ke arah Labuhanbatu Utara.
”Kami membentuk Forum Perjuangan Masyarakat, antara lain untuk mendorong perbaikan jalan di daerah kami. Ekonomi desa kami sangat terpukul karena jalan rusak ini,” ucap Parasman kepada antvklik.com, Rabu (14/6/2023).
Lebih Parasman mengatakan, forum masyarakat itu juga sudah beberapa kali secara swadaya membeli batu untuk menimbun jalan.
Mereka juga mengajak anak-anak sekolah untuk bergotong royong. Anak-anak sekolah ikut memecahkan batu dan menyusunnya di jalan sentra produksi pertanian itu.
Parasman mengatakan, mereka berharap kunjungan Presiden Joko Widodo yang melihat jalan rusak di Labuhanbatu Utara, Rabu (17/5/2023), menjadi momentum untuk perbaikan jalan di daerah mereka.