Antv –Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkapkan, Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Provinsi Lampung, mengalami erupsi, pada Kamis (11/5/2023) pagi.
Berdasarkan laporan Petugas Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau Deny Mardiono, erupsi terjadi pada Kamis (11/5/2023) sekitar pukul 05.19 WIB.
Letusan abu vulkanik berwarna kelabu menyembur hingga setinggi 3.000 meter dari atas puncak gunung.
"Tinggi kolom letusan teramati 3000 meter diatas puncak. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya," tulis Deny Mardiono, petugas PVMBG di situs magma.esdm.go.id.
Deny menjelaskan, erupsi itu terekam pada seismograf dengan amplitudo maksimum 70 milimeter dan durasi lebih kurang 2 menit 12 detik. Erupsi itu tidak terdengar suara dentuman.
"Masyarakat, wisatawan maupun pendaki tidak mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif," jelasnya.
Diketahui, Gunung Krakatau pernah meletus pada tahun 1680 menghasilkan lava andesitik asam. Lalu pada tahun 1880, Gunung Perbuwatan aktif mengeluarkan lava meskipun tidak meletus.
Setelah masa itu, tidak ada lagi aktivitas vulkanis di Krakatau hingga 20 Mei 1883. Pada hari itu, setelah 200 tahun tertidur, terjadi ledakan kecil pada Gunung Krakatau.
Itulah tanda-tanda awal bakal terjadinya letusan dahsyat di Selat Sunda. Ledakan kecil ini kemudian disusul dengan letusan-letusan kecil yang puncaknya terjadi pada 26-27 Agustus 1883.