Antv – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi kembali memberikan informasi terbaru, terkait penyelamatan ratusan WNI dari kota konflik Khartoum, Sudan.
Sebanyak 569 WNI pada tahap pertama, berhasil dievakuasi dari wilayah konflik bersenjata tersebut
Retno mengatakan, dari 569 WNI ini, 557 orang telah melanjutkan perjalanan evakuasi jalur laut menuju Jeddah, Arab Saudi. 557 WNI itu tiba di Pelabuhan Jeddah pada hari ini, Rabu (26/4/2023), sekitar pukul 10.00 WIB.
"12 orang lainnya, yaitu 10 tim KBRI tetap tinggal sementara di Port Sudan untuk membantu evakuasi tahap kedua. Kemudian, dua WNI saat ini masih menunggu penyelesaian dokumen perjalanan," kata Retno dikutip rri.co.id dari siaran langsung pada akun YouTube Kementerian Luar Negeri (MoFa Indonesia), Rabu (26/4/2023).
Retno mengungkapkan, Tim Kemenlu yang dipimpin Direktur PWNI Judha Nugraha, sedang menyebrang dari Jeddah ke Port Sudan. Hal tersebut, dalam membantu evakuasi tahap kedua.
"Untuk enyelesaikan segala urusan terkait evakuasi yang sangat rumit ini. Direktur PWNI dalam perjalanan menyebrang dari Jeddah ke Kota Port Sudan," ucap Retno.
Sebelumnya, Kemenlu mengaku, mengalami kesulitan untuk menyelamatkan ratusan warga negara Indonesia (WNI) di Khartoum, Sudan. Terlebih, evakuasi 538 WNI dari Khartoum tidak dapat dilakukan dengan satu tahap.
"Rencana awal seluruh WNI akan dievakuasi dengan memanfaatkan gencatan senjata. Karena adanya pembatasan bahan bakar untuk bis yang mengangkut para WNI, maka evakuasi tidak dapat dilakukan satu tahap," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dikutip rri.co.id dari siaran langsung di YouTube Kementerian Luar Negeri, Senin (24/4/2023).
Menurutnya, terdapat 289 WNI yang akan menjalani evakuasi tahap kedua. WNI yang akan dievakuasi tahap kedua, sebagian besar mahasiswa dan pekerja perusahaan.
"Terdapat 289 WNI lainnya, sebagian besar adalah mahasiswa dan lima pekerja
perusahaan. Mereka, dievakuasi pada tahap kedua pada kesempatan pertama," ucap Retno
Diketahui, konflik bersenjata antara tentara SAF dan paramiliter pasukan RSF berlangsung di Khartoum sejak Sabtu (15/4/2023). Perebutan kekuasaan antara SAF dan RSF menyebabkan terjadinya pengeboman besar-besaran di ibu kota itu.
Akibat peperangan itu, ratusan orang tewas dan melukai ribuan lainnya. Atas kejadian itu, Pemerintah Indonesia kini bergerak cepat mengevakuasi WNI di Sudan.