Jika berpasangan dengan Aher, suara Anies 21 persen, Ganjar 35 persen, Prabowo 34 persen, dan tidak jawab 10 persen. Jika berpasangan dengan Andika, suara Anies 19 persen, Ganjar 45 persen, Prabowo 24 persen, dan tidak jawab 13 persen.
Jika berpasangan dengan Khofifah, suara Anies 30 persen, Ganjar 33 persen, Prabowo 28 persen, dan tidak jawab 9 persen.
Dalam uji statistik, ditemukan selisih antara variabel kontrol dengan kelima treatment tidak ada yang sama atau lebih kecil dari p-value 0,05.
Artinya selisih di antara kontrol (T0) dan kelima treatment (T1-T5) tidak berbeda secara siginifikan. Semua nama tokoh yang diuji tidak membantu peningkatan elektabilitas Anies.
“Semua nama tadi yang diharapkan bisa mendongkrak elektabilitas Anies untuk mengalahkan Ganjar dan Prabowo tidak bisa membantu,” kata Saiful.
Eksperimen ketiga adalah tentang efek calon wakil presiden terhadap elektabilitas Prabowo melawan Ganjar dan Anies.
Dalam variabel kontrol, ditanyakan jika Prabowo maju sebagai calon presiden berhadapan dengan Ganjar dan Anies, siapa yang akan dipilih? Prabowo didukung 27 persen, Anies 23 persen, Ganjar 37 persen, dan tidak jawab 13 persen.
Ada lima nama yang dimasukkan sebagai treatment yaitu:
Pertama, Muhaimin Iskandar. Muhaimin adalah nama yang paling banyak disebut akan mendampingi Prabowo. Juga sudah ada kesepakatan sementara dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.
Kedua, Airlangga karena dia memiliki partai politik besar.
Ketiga, Khofifah karena kemungkinan Prabowo membutuhkan tokoh NU dan berasal dari wilayah yang memiliki populasi yang besar.