Antv – Seorang perempuan berinisial AI (34) ditemukan tewas mengenaskan di sebuah penginapan di Jalan Kaliurang Km 18, Dusun Purwodadi, Kalurahan Pakembinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, DIY.
Wanita itu diduga menjadi korban mutilasi yang dilakukan orang lain.
Dukuh Purwodadi, Kamri, mengatakan tubuh korban saat ditemukan dalam kondisi terpotong menjadi beberapa bagian.
"Kondisi jenazah itu terpotong menjadi beberapa bagian," katanya kepada wartawan, Senin (20/3/2023).
Diceritakan Kamri, mayat korban ditemukan oleh penjaga wisma pada Minggu malam (19/3/2023). Awalnya penjaga tersebut curiga karena tidak ada aktivitas di kamar bernomor 51 tersebut sejak pagi hari. Namun saat dilihat dari luar, lampu kamar dalam kondisi menyala. Penjaga wisma kemudian berinisiatif untuk masuk lewat jendela.
"Tadi malam sekitar jam setengah 11 itu diketok. Terus dibuka congkel lewat jendela kecil di kamar mandi itu," ungkapnya.
Kamri kemudian ditelfon oleh pemilik wisma untuk datang. Kemudian ia melaporkan kasus ini ke Polsek Pakem, Sleman.
Direskrimum Polda DIY Kombes Pol Nuredy Irwansyah Putra mengatakan, korban merupakan seorang perempuan warga Patehan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta.
"Kami mendapatkan informasi bahwasanya di salah satu kamar di hotel ini, ada ditemukan seorang wanita dalam keadaan tidak bernyawa," ujarnya, saat ditemui di TKP.
Meski begitu, dirinya masih enggan merinci terkait kondisi korban. Ia masih menunggu proses autopsi yang dilakukan pihak Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY.
"Kami sampaikan turut belasungkawa dan saat ini masih dalam proses penyelidikan terkait pelaku dan motif. Saat ini korban sudah dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan autopsi lebih lanjut," terangnya.
Ia juga belum bersedia mengungkap soal dugaan mutilasi terhadap tubuh korban. Dirinya baru akan menjelaskan secara lebih detil setelah hasil autopsi keluar.
"Untuk lebih jelasnya nanti kami menunggu autopsi dari dokter nanti kami baru bisa rilis. Karena hasil pengamatan mata manusia dengan hasil autopsi yang dilakukan dengan pihak medis tentunya berbeda," pungkasnya.