"Posisi saya sedang duduk di warung, tiba-tiba ada suara gemuruh dan ledakan disertai asap dari bukit, tidak lama kemudian terjadilah bencana tanah longsor," katanya lagi.
Ia menambahkan bencana longsor yang menimpa Pulau Serasan itu baru pertama kali terjadi sepanjang hidupnya, sehingga tidak ada yang menyangka akan terjadi hal tersebut.
Sementara itu, Dian yang merupakan keponakan Susi, menyatakan bibinya meninggal dalam perjalanan menuju Pontianak saat menumpang Kapal Bukit Raya. Korban Susi sedianya akan menjalani perawatan di rumah sakit Pontianak, namun sekitar tiga jam sebelum tiba di Pelabuhan Dwikora Pontianak, dia meninggal dunia.
Dian mengatakan bibinya mengalami patah tulang leher akibat tertimpa reruntuhan rumah dan motor.
"Jadi kemarin, almarhum (Susi) bersama suami, mertua, ipar, dan anaknya didampingi satu orang perawat diangkut dengan kapal menuju Pontianak setelah mendapat rujukan dari Puskesmas Pulau Serasan. Tetapi saat di perjalanan, korban meninggal dunia, karena kondisinya parah," katanya lagi.
Ia menambahkan, anak korban yang bernama Napisa (9) mengalami patah tulang bagian kaki akibat tertimpa reruntuhan rumah. Napisa saat ini dirawat di RSUD Soedarso Pontianak dan sudah mendapatkan tindakan operasi.
Susi merupakan warga asli Natuna. Namun, jenazahnya akan dimakamkan di Pontianak berdasarkan permintaan dari pihak keluarganya.