Antv – Kelompok militan bersenjata Lebanon Hizbullah menyatakan secara terbuka mendukung sosok seorang politisi Nasrani Suleiman Frangieh dalam bursa pencalonan Presiden mendatang.
Dikutip dari Reuters, Pernyataan resmi itu disampaikan oleh pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah pada Senin (6/3/2023) yang memberikan keuntungan besar bagi Suleiman Frangieh walau belum bisa mengamankan hasil pemilihan.
Hingga kini, Lebanon tidak mempunyai penjabat Kepala Negara sejak masa pemerintahan mantan Presiden Lebanon Michel Aoun rampung pada akhir Oktober 2022, yang telah memperburuk situasi institusi yang nyaris lumpuh hingga krisis ekonomi Lebanon menjadi yang terburuk sedunia yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Suleiman Frangieh (56 tahun) merupakan seorang keturunan dinasti keluarga politisi Nasrani Lebanon serta seorang sahabat juga kawan masa kecil Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Kakeknya, yang memiliki nama serupa, pernah memangku jabatan Presiden mulai tahun 1970 hingga akhirnya pecah perang sipil di Lebanon pada masa tahun 1975-1990.
Selain Hizbullah, Frangieh sudah mengantongi dukungan dari Juru Bicara Parlemen Nabih Berri dari Partai Gerakan Amal Lebanon. Namun demikian, Frangieh masih kekurangan 65 suara untuk mengunci jabatan Presiden pada pemilihan mendatang.
Sebagai seorang sekutu Hizbullah yang dekat, Frangieh hampir saja terpilih menjadi Presiden pada tahun 2016 silam, namun dukungan Hizbullah malah beralih kepada Michel Aoun, calon Presiden dari sekutu Nasrani Hizbullah yang lain kini memiliki sekitar 20 anggota blok di parlemen sekaligus oposisi pemilihan Frangieh.
Oposisi Frangieh lainnya ialah Partai Pasukan Lebanon (LF) yang dipimpin oleh Politisi Nasrani bernama Samir Geagea.
Sementara Frangieh memiliki sejarah bahwa Orangtua dan saudara perempuannya tewas dibunuh oleh milisi Pasukan Lebanon (LF) pada tahun 1978 di kediaman mereka di Lebanon Utara.
Oleh sebab itulah Frangieh menilai bahwa Samir Geagea, yang pada tahun 1978 adalah seorang komandan Pasukan Lebanon (LF), ikut bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. Namun, tudingan itu dibantah keras oleh Samir Geagea, dengan dalih bahwa ia dalam kondisi terluka sebelum berhasil mendatangi rumah orangtua Frangieh.
Sampai akhirnya pada tanggal 14 November 2018, Patriark (Pemimpin) Gereja Maronite telah membuka jalan rekonsiliasi antara kedua belah pihak, Suleiman Frangieh dan Samir Geagea.