Tikus yang tertangkap akan diserahkan ke Dinas Kesehatan untuk dilakukan identifikasi dan pengambilan ginjal, agar diperiksa di laboratorium. Dengan metode PCR, petugas akan mengetahui ada tidaknya bakteri Leptospira, pada hewan mengerat tersebut.
Disamping itu, pengendalian rodent secara mandiri petugas Puskesmas biasa menggunakan metode On the Job Training, Trapping, identifikasi, dan bedah tikus.
Sebagai informasi, Leptospirosis sempat menjadi penyakit yang mengemuka dan kemunculannya cukup menggemparkan pada awal tahun 2017 lalu.
Dari 34 penderita, tercatat 7 pasien dinyatakan meninggal saat dirawat di RSUD dr. Darsono Pacitan.
Masyarakat diminta untuk tetap waspada, terhadap sebaran bakteri leptospira. Dari total 12 Kecamatan di Kabupaten Pacitan, 7 kecamatan menjadi sebaran tertinggi kasus.