Kemudian Lavrov pun menanggapi pernyataan Annalena lewat pidatonya. Ia mengungkit kemunafikan negara-negara Barat sebab pihak Barat telah memasok persenjataan untuk Ukraina selama bertahun-tahun.
Sementara dalam pernyataan pers yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat bahwa Menteri Luar Negeri Antony Blinken lebih banyak mengulas soal upaya Washington meningkatkan keamanan energi dan pangan. Namun demikian, Antony menegaskan bahwa perang Rusia - Ukraina tidak boleh dibiarkan.
"Sayang sekali, pertemuan ini kembali dirusak oleh perang Rusia di Ukraina yang dilakukan tanpa provokasi dan kebenaran, sebuah kampanye penghancuran yang sengaja mengincar target-target sipil dan menyerang prinsip-prinsip dasar dari Piagam PBB," ujar Antony Blinken
Sebelumnya, Antony Blinken sempat mengadakan pertemuan singkat dengan Sergey Lavrov pada Kamis (2/3/2023) di sela-sela pertemuan yang berlangsung kurang dari sepuluh menit saja.
Beberapa pekan terakhir, Washington menuding Cina tengah mempertimbangkan untuk memasok senjata kepada Rusia, namun tuduhan itu dibantah oleh Beijing manakala Cina mengajukan proposal perdamaian yang dipuji Rusia dan sekutunya Belarusia tetapi dicibir oleh pihak Barat.
Lantas, Beijing menuding balik bahwa Amerika Serikat telah mendukung perang dengan memasok senjata pada Ukraina serta melanggar kedaulatan Cina dengan memberi dukungan pada Taiwan.
"Pihak Amerika Serikat menginginkan kedamaian, tetapi mereka mengobarkan perang di penjuru dunia serta memulai konfrontasi," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Mao Ning kepada wartawan di Beijing.