Bentrokan Maut, Seorang Polisi Tewas dan 79 Polisi lainnya disandera

Pengunjuk rasa sandera 79 anggota polisi dan 9 karyawan tambang
Pengunjuk rasa sandera 79 anggota polisi dan 9 karyawan tambang (Foto : Reuters)

Antv – Seorang anggota polisi dan seorang warga sipil tewas dalam unjuk rasa yang berakhir dengan bentrokan di provinsi Caqueta, Kolombia pada Kamis (2/3/2023). Bahkan, para pengunjuk rasa menyandera 79 anggota polisi dan 9 karyawan tambang minyak di kawasan pedesaan.

Pihak Kepolisian Kolombia menjelaskan bahwa bentrokan tersebut terjadi di pinggiran kotamadya San Vicente del Caguan, dimana lokasi tambang lapangan minyak perusahaan Emerald Energy yang diserang dan dibakar oleh para pengunjuk rasa. 

"Sungguh menyedihkan bahwa ditengah aksi unjuk rasa, seorang anggota polisi dan seorang warga sipil terbunuh, sementara beberapa korban lainnya terluka," kata Carlos Camargo Komisioner Ombudsman kepada Reuters yang juga menawarkan opsi mediasi. 

img_title
Pengunjuk rasa sandera 79 anggota polisi dan 9 karyawan tambang. (Foto: Reuters)

Saat ini, Komunitas pribumi dan pedesaan masih memblokade akses ke lapangan minyak Emerald Energy, anak perusahaan minyak Tiongkok Sinochem. Para pengunjuk rasa menuntut perbaikan jalan di kawasan tersebut. 

Sumber Reuters di Kepolisian Kolombia mengatakan bahwa kedua korban itu tewas akibat luka tembak. Hal itu menimbulkan kecurigaan bahwa kelompok separatis FARC yang menolak perjanjian damai tahun 2016 yang diketahui berada di lokasi diduga terlibat dalam kerusuhan. 

Gelombang unjuk rasa rutin berulangkali terjadi dekat lokasi proyek tambang minyak yang mendesak perusahaan Emerald Energy untuk membangun infrastruktur seperti jalan dan sekolah. 

Hingga kini, Pihak Emerald Energy belum memberikan komentar apa pun. 

Sementara itu, Presiden Kolombia Gustavo Petro memberi pernyataan via akun twitter bahwa ia telah memberikan instruksi untuk membentuk komite gabungan antara Kementerian Kolombia dan Kementerian Dalam Negeri termasuk Angkatan Bersenjata yang akan diterjunkan ke lapangan untuk mengakhiri kekerasan.