Akibat Lato-Lato, Harga Sapi di Gunungkidul Turun Drastis

Suasana Pasar Hewan Munggi, di Kapanewon Semanu, Gunungkidul
Suasana Pasar Hewan Munggi, di Kapanewon Semanu, Gunungkidul (Foto : Antvklik | Lucas Didiet/Gunungkidul)

Antv –Anjloknya harga sapi di pasaran Kabupaten Gunungkidul, sebagian besar dipengaruhi oleh penyakit lato-lato atau Lumpy Skin Disease (LSD). Penurunan harga sapi, bahkan mencapai lebih dari Rp. 4 juta per ekor.

Penyakit lato-lato pada sapi yang begitu cepat penyebarannya, berdampak pada sepinya aktifitas perdagangan hewan ternak ini di pasaran, salah satunya di Pasar Hewan Munggi di Kapanewon Semanu.

Salah satu pedagang sapi, Kamari, mengungkapkan, LSD atau oleh peternak lokal disebut sebagai penyakit lato-lato, berdampak pada harga jual dan minat beli di pasaran.

“Pasarnya ya memang sepi sekarang. Dampak dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) saja belum benar-benar pulih, kok sekarang malah muncul penyakit lain,” kata Kamari, Rabu (1/3/2023).

Sepinya aktivitas pasar, lanjutnya, membuat harga jual sapi ikut anjlok. Harga sapi yang sebelumnya di kisaran Rp. 12 juta, sekarang turun jauh tak lebih dari Rp. 7 juta per ekor.

“Semoga lato-lato ini tidak semakin meluas dan kondisi di pasar hewan dapat kembali normal,” harapnya.

Terpisah, Mantri Pasar Hewan Munggi, Bambang Edi Santoso, mengungkapkan, kasus penyakit LSD ditemukan pada awal Februari lalu. Saat itu, ada 3 sapi terlihat ada bintik-bintik di bagian kulit sehingga dibawa pulang untuk diobati.

"Temuan kasus tersebut kemudian berdampak pada aktivitas jual beli di pasar. Kondisi pasar terlihat sepi, dan penurunannya mencapai 60 persen," ungkapnya.

Para petani atau calon pembeli juga enggan ke paaar karena takut ternaknya akan ikut terpapar LSD.

Meski demikian, lanjut Bambang, penurunan hanya pada komoditas sapi, sedangkan kambing masih relatif normal dan tidak terpengaruh.

Untuk mengantisipasi meluasnya LSD, sejumlah langkah sudah diambil, diantaranya petugas memeriksa sapi-sapi yang akan masuk ke pasar.

“Seandainya ditemukan gejala sakit, maka sapi harus dibawa pulang dulu dan diobati hingga sembuh,” katanya