Antv –Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan penanganan dampak erupsi Gunung Semeru pada 2021 lalu, dengan membangun sejumlah infrastruktur, seperti rumah, drainase hingga Jembatan.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan penanganan tanggap darurat bencana alam erupsi Gunung Semeru dilakukan untuk membantu korban bencana penanganan jangka pendek dan panjang. Termasuk untuk melakukan rekonstruksi pada rumah masyarakat yang terdampak.
“Pemerintah membangun rumah masyarakat terdampak bencana bukan hanya memperbaiki kerusakannya saja, namun mengharapkan adanya permukiman baru yang tangguh terhadap bencana sehingga masyarakat merasa aman dan nyaman,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa, 28 Februari 2023.
Anggaran yang dialokasikan untuk penanganan tersebut sebesar Rp770 miliar, digunakan untuk pembangunan rumah khusus yang dilengkapi dengan infrastruktur dasar permukiman seperti drainase, air minum, sanitasi, serta pembangunan Jembatan Besuk Koboan.
Kementerian PUPR membangun rumah khusus tipe 36 sebanyak 1.951 unit dengan alokasi anggaran senilai Rp350,55 miliar.
Masyarakat penerima manfaat tersebut berasal dari tujuh desa di Kabupaten Lumajang yakni Desa Sumbersari, Desa Kebondeli Utara, Desa Kebondeli Selatan, Desa Curah Koboan, Desa Gumukmas, Desa Kamarkajang, dan Desa Kajar Kuning.
Direktur Jenderal Perumahan Iwan Suprijanto mengatakan rumah khusus hunian tetap (huntap) tersebut dibangun berukuran 6x6 meter pada tanah seluas 10x14 meter untuk setiap Kepala Keluarga (KK) dan menyatu dengan hunian sementara (huntara).