Antv – Kelompok Oposisi menuding Pemerintahan Turki dibawah Presiden Recep Tayyip Erdogan telah gagal dalam menegakkan peraturan soal konstruksi gedung.
Tudingan ini berkembang pasca tragedi dua gempa dahsyat bermagnitudo 7,8 dan 7,6 yang terjadi pada Senin 6 Februari 2023 lalu, yang telah menewaskan lebih dari 44.000 orang di Turki bagian Selatan dan lebih dari 5.500 orang di Suriah bagian Utara. Lantas, integritas dari konstruksi sekitar 173.000 bangunan yang rubuh atau rusak berat akibat gempa kini dipertanyakan.
Seperti diberitakan oleh Aljazeera, Pemerintah Turki kini tengah gencar melakukan penyelidikan terhadap 612 orang yang diantaranya 184 orang pemilik gedung serta kontraktor, yang dinilai bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi.
Menteri Keadilan Turki Bekir Bozdag menjelaskan bahwa pada Sabtu, 25 Februari 2023 sekitar 184 dari 612 terduga kini telah dijebloskan ke dalam sel tahanan sambil menunggu jadwal persidangan. Mereka yang ditahan termasuk para kontraktor bangunan, pemilik serta pengelola gedung. Bekir Bozdag memberikan pernyataan pers itu saat berada di Pusat Koordinasi Diyarbakir, Turki Selatan.
"Segala bukti-bukti yang menguatkan dugaan terus dikumpulkan sebagai dasar untuk memulai penyelidikan atas dugaan tindak kejahatan," pungkas Bekir Bozdag
Yang mengejutkan, Walikota Nurdagi di Provinsi Gaziantep, Okkes Kavak, yang juga adalah anggota Partai Keadilan dan Pembangunan dikabarkan juga ditahan atas dakwaan telah gagal untuk melakukan pengawasan atau inspeksi konstruksi gedung selama memangku jabatan.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Turki (AFAD) mencatat telah terjadi 9.470 kali gempa susulan mengguncang daerah yang terdampak gempa.
"Gempa susulan akan terus berlanjut untuk waktu yang cukup lama ... kami prediksi bahwa gempa susulan ini akan berlangsung paling sedikit dua tahun lamanya," kata Orhan Tatar General Manager AFAD dalam sebuah konferensi pers di Ankara.
Namun demikian, Orhan menjelaskan bahwa gempa magnitudo 5,3 yang mengguncang kota Bor, kota yang berjarak sekitar 245 km dari episentrum gempa dahsyat pada 6 Februari silam, dinilai merupakan gempa awal yang tidak berkaitan dengan lainnya.