Sementara itu menurut Kepala BNPB, penarikan kembali 50 anggota tim INASAR dilakukan setelah Pemerintah Turki memutuskan untuk memberhentikan seluruh operasi pencarian, pertolongan dan evakuasi.
Sebelumnya, tim INASAR telah diterbangkan ke Turki pada tanggal 12 Februari 2023, atau setelah kurang dari sepekan wilayah Turki diguncang gempabumi dahsyat, yang hingga kini telah menewaskan lebih dari 50 ribu jiwa. Dalam operasi selama kurang lebih 12 hari di kawasan Antakya, Provinsi Hatay, Tim INASAR telah berhasil mengevakuasi 15 jenazah korban gempabumi Turki, yang mana dua di antaranya adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang ditemukan di Diyarbakir.
"Karena memang Pemerintah Turki sudah menghentikan proses pencarian, pertolongan dan evakuasi," ujar Suharyanto.
Kendati tim pencarian, pertolongan dan evakuasi INASAR telah kembali ke Tanah Air, namun dukungan untuk Turki masih berlanjut. Suharyanto menambahkan, sesuai permintaan Pemerintah Turki, tim kesehatan dan satu pesawat Hercules milik TNI AU tetap disiagakan di sana hingga akhir Februari 2023.
"Sekarang tim Indonesia yang masih tinggal di Turki adalah tim kesehatan, sejumlah 119 orang ditambah satu pesawat Hercules TNI AU, yang memang masih diminta untuk terus melaksanakan tugas oleh Pemerintah Turki sampai tanggal 28 Februari 2023," jelas Suharyanto.
Lebih lanjut, Suharyanto juga menjelaskan bahwa tidak menutup kemungkinan bantuan Pemerintah Indonesia untuk Turki akan kembali diberikan sesuai permintaan dari otoritas setempat.
Suharyanto memastikan bahwa Pemerintah Indonesia selalu siap untuk memberikan dukungan kemanusiaan kepada Turki.