Produk Fashion Jabar Dapatkan Sambutan Baik Saat Ikuti NIFW

Produk Fashion Jabar Dapatkan Sambutan Baik Saat Ikuti NIFW
Produk Fashion Jabar Dapatkan Sambutan Baik Saat Ikuti NIFW (Foto : Istimewa)

AntvProduk fashion dari designer berbakat asal Jawa Barat mendapatkan apresiasi dan diminati oleh pecinta fashion Amerika bahkan Warga Negara Indonesia (WNI) saat mengikuti Newyork Indonesia Fashion Week  (NIFW) pada 11 – 12 Februari 2023 lalu di Amerika Serikat. 

Disampaikan Founder IFAF sekaligus Wakil Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Barat Lina Marlina Ruzhan usai melaksanakan Pengajian sekaligus Peringatan Isro Mi'raj Nabi Muhammad SAW di Rumah Dinas Wakil Gubernur Jawa Barat, Kota Bandung, Kamis (23/2/23). 

Pada event NIFW, IFAF menampilkan 15 designer yang berasal dari Jawa Barat, Jakarta, Sulawesi dan Bali. Diantaranya  Lady Dahlia, Hanny Lovely X Pegadaian, Defrico Audy X Kabupaten Buton Tengah X Kabupaten Gowa X Kabupaten Bombana, Yumna Shiba, Anggodo, Eva Yasul, Arunika Dewi X Malik Moestarum, Rudi Sularso (Bagus Batik Indonesia), Faisal Fatich (Bagus Batik Indonesia), Fenta House by Feny Ardian, DeChatique by Ning Santoso, Ayka by Fitri, Ansania Premium X Kantis, Zuebarqa by Benz dan Lina Marlina X Malik Moestaram. 

Lina mengatakan banyak pengunjung yang mengagumi akan seni dan kekayaan alam Jawa Barat yang tertuang dalam produk fashion yang ditampilkan. Jawa Barat dengan 27 kabupaten/kota memiliki potensi yang luar biasa untuk digali dan dikembangkan menjadi produk yang berkualitas, sehingga berujung dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Produk yang ditampilkan pada NIFW lebih banyak berupa pakaian dan tas yang khas Jawa Barat. “Dan ketika fashion show berlangsung, event ini pun dihadiri oleh dua istri duta besar di Amerika Serikat. Yaitu Istri Duta Besar Indonesia untuk Amerika ibu Ayu Henny Rosan dan Istri Duta Besar Indonesia untuk PBB,” katanya. 

“Banyak yang kagum dan bertanya ini dari mana Bu Lina? Saya sampaikan bahwa ini dari Bandung. Seperti misalnya Lady Dahlia membawakan kain-kain printing, baju-baju printingan dengan khas Jawa Barat. Ada khas Masjid Al Jabar, ada angkot-angkot yang ada di Kota Bandung jadi khas Jawa Baratnya ada,” paparnya. 

“Tanggapan mereka tentu saja banyak yang bilang bagus. Yumna bawa jaket-jaket kulit tapi dengan motif-motif Megamendung. Mereka bilang bagus sekali. Pengunjung banyak dari Diaspora dan pengunjung lainnya yang berasal Amerika yang merupakan para pecinta fashion,” imbuh Lina. 

Melalui keberhasilan saat mengikuti NIFW, produk dari IFAF mendapatkan kesempatan untuk ditampilkan kembali di sebuah galeri di kawasan Delaware, Amerika Serikat. Bahkan kedepan IFAF akan mulai melakukan MoU dengan beberapa depstore di tempat yang sama yaitu kawasan Delware. 

“Rencananya Insya Allah pihak DIA  Gallery yang akan menawarkan produk-produk yang ada di DIA Gallery pada toko-toko lain dan juga ke Dept.Store - Dept.Store di New York Amerika Serikat. Tapi saya juga masih membahas MoU nya bagaimana kedepannya seperti apa. Dan InsyaAllah semuanya satu pintu melalui IFAF untuk bisa masuk ke Delaware di Amerika Serikat,” tutur Lina. 

“Tapi untuk sementara kami masih mau membahas MoU seperti apa, kenapa harus satu pintu. Karena kami IFAF ingin melindungi dan membantu teman-teman supaya memasukan barang-barang ke Delaware itu benar-benar MoU yang jelas. Antara IFAF bersama dengan pihak Dia Galeri di Delawere,” katanya. 

Maka diharapkan Lina, kedepan produk fashion maupun kerajinan dari Jawa Barat akan lebih dikenal luas, bukan hanya di Indonesia tapi juga mancanegara. Juga akan memotivasi para generasi muda khususnya designer untuk terus berinovasi dan berkreasi dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada di Jawa Barat.