Antv –Bantuan kemanusiaan untuk penanganan bencana gempa Turki merupakan operasi terbesar yang pernah dilakukan pemerintah Indonesia dalam dukungan kemanusiaan internasional. Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan dan Kemanusiaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat meninjau tim medis di Kota Hassa, Provinsi Hatay, Rabu (22/2/2023).
Muhadjir mengatakan, misi kemanusiaan untuk Turki ini adalah misi terbesar yang dilakukan Pemerintah Indonesia untuk membantu negara sahabat yang selama ini pernah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.
Bantuan tersebut berupa personel untuk upaya pencarian dan pertolongan serta medis, bahan makanan dan non-makanan maupun transportasi udara.
“Dengan melibatkan lebih dari 250 personel, 5 pesawat kemanusiaan, dan ada 110 ton kargo, 50 kontener makanan siap saji, 1 rumah sakit lapangan dan 2 dapur umum yang melayani 24 jam sampai dengan saat ini,” ujar Muhadjir yang hadir bersama Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto.
Muhadjir menyampaikan, bantuan tersebut merupakan perhatian besar Indonesia kepada masyarakat dan pemerintah Turki. Ia berharap dukungan dari Indonesia ini dapat mengurangi penderitaan dan kepedihan warga Turki yang terdampak bencana gempa M7,8.
“Kita juga ingin memberikan dukungan dan bantuan semaksimal mungkin untuk mengurangi penderitaan dan kepedihan saudara-saudara kita di Turki,” tambahnya.
Lebih lanjut, Muhadjir mengatakan bantuan berupa personel tersebut dari INASAR, yang telah selesai bertugas dan kembali ke Tanah Air, serta Emergency Medical Team (EMT).
Sedangkan transportasi udara, saat ini Pemerintah Indonesia masih mengoperasikan pesawat angkut berbadan lebar Hercules C-130 yang diminta oleh pemerintah Turki sebagai alat transportasi logistik kemanusiaan.
“INASAR dan EMT dan angkutan logistik udara sampai sekarang masih beroperasi di sini dan masih bisa diperpanjang apabila diminta oleh pemerintah Turki,” kata Muhadjir.
Pada kesempatan itu, Menko PMK juga mengungkapkan, pemerintah dan rakyat Indonesia dapat merasakan betapa kepedihan yang dirasakan masyarakat Turki sebagaimana masyarakat Indonesia juga sering tertimpa bencana.
“Ini yang menjadikan kita punya empati dan bisa merasakan apa yang dirasakan saudara-saudara kita di Turki ini,” ujarnya.
Di samping itu, bantuan kemanusiaan Indonesia ini merupakah bentuk hubungan erat antara Indonesia dan Turki.
“Kita saling membantu. Pemerintah dan rakyat Turki selalu hadir ketika kita mengalami musibah,” tegas Muhadjir.
Muhadjir mencontohkan ketika warga Aceh dan sekitarnya tertimpa bencana gempa dan tsunami pada 2004 dan warga Sulawesi Tengah pada 2018 lalu. Pemerintah Turki hadir terlebih dulu untuk membantu masyarakat Indonesia.
“Di aceh ada kampung Turki, kampung yang dibangun masyarakat Turki,” imbuhnya.
Menko PMK menegaskan kedua negara, Indonesia dan Turki, dapat saling bertukar pengalaman, khususnya dalam penanggulangan bencana. Pada akhirnya, langkah tersebut dapat saling melengkapi sehingga masing-masing negara dapat lebih resiliensi dalam menghadapi setiap ancaman bencana di masa yang akan datang.
Hadir perwakilan otoritas setempat pada kunjungan di Rumah Sakit Lapangan Indonesia, di antaranya Gubernur Yozgat, Ziya Polat serta pejabat dari badan penanggulangan bencana Turi atau AFAD.