Sementara dalam Tahap Komando para siswa dilatih menghadapi medan berat dengan menggunakan peralatan mountaineering dan lain sebagainya.
Tahap berikutnya yaitu Tahap Hutan, dimana para siswa dilatih taktik bertempur pada medan - medan yang tertutup seperti hutan, gunung, dalam bentuk satuan kecil, serta cara mengatasi bertahan hidup di hutan, serta teknik menembak dari atas pohon.
Kemudian pada tahap berikutnya adalah teknik dan taktik perang gerilya dan lawan gerilya serta cara memasuki dan keluar dari daerah musuh (infiltrasi/exfiltrasi).
Dan yang terakhir adalah melaksanakan lintas medan dari Banyuwangi ke Surabaya dengan berjalan kaki (foot mobility) ini merupakan suatu ujian sekaligus kebanggaan agar terbentuknya jiwa korsa yang kuat, sehingga pantas menjadi prajurit baret ungu yaitu prajurit Korps Marinir kebanggaan TNI AL, bangsa dan negara.
“Menjadi prajurit Korps Marinir adalah pilihan hidup, jangan sekali-kali ragu melangkah. Karena Korps Marinir akan menunggu dharma bhakti kalian dalam tugas-tugas yang akan datang di satuan!” tegas Brigjen TNI (Mar) Muhammad Nadir memberikan semangat kepada seluruh peserta Dikko-171.