"Inilah tujuan Dukcapil ke depan Indonesia akan menuju single sign-on untuk semua layanan publik," Dirjen Zudan menambahkan.
CEO Cybernetica Oliver Vaartnou menyampaikan, pihaknya mengembangkan teknologi SplitKey Mobile Authentication dan Digital Signature Platform yang merupakan generasi lanjutan dari teknologi identitas elektronik.
"Platform ini mengubah smartphone dan tablet end user menjadi perangkat otentikasi yang aman, melengkapi penyedia layanan online yang andal, dan alat manajemen akses end user yang aman. Platform ini pun memungkinkan pengguna akhir untuk menandatangani dokumen secara digital," jelas Oliver.
SplitKey menggunakan 3 faktor otentikasi, yakni PIN, pola pattern lock (kode garis), dan biometrik (face recognition).
"Otentikasi yang aman biasanya membutuhkan hard ware khusus seperti kartu pintar, kalkulator pin, kunci USB, dan lainnya untuk melindungi dari phishing dan serangan malware. Perangkat-perangkat ini mahal, tidak nyaman digunakan, dan menerbitkannya memakan waktu. Nah, teknologi SplitKey melindungi kunci pribadi dengan menggunakan kriptografi ambang batas, sehingga pengguna dapat dengan mudah menggunakan ponsel pintar mereka untuk mengotentikasi dan menandatangani semudah menggunakan token biasa," Oliver menjelaskan.
Kepala Teknologi ID Digital Cybernetica Michael Buckland ikut menambahkan, Cybernetica telah memulai bekerja sejak 25 tahun yang lalu.
"Kami mulai dengan solusi interopability untuk Estonia, dan kini digunakan lebih dari 20 negara. Digital Identity, itu juga salah satu seri bisnis terbesar kami," ungkap Michael Buckland.