Antv – Keberadaan dosen Universitas Islam Indonesia (UII) Ahmad Munasir Rafie Pratama, hingga kini masih misterius. Dari pelacakan terakhir, Rafie terdeteksi berada di Boston, Amerika Serikat.
Namun lokasi persis keberadaan dosen Prodi Informatika itu di Boston belum diketahui. Sebelum ke Boston, Rafie juga sempat berada di Turki.
Perjalanan Rafie untuk singgah ke sejumlah negara ternyata sudah dilakukan sejak akhir Januari 2023.
Dimulai dari menjadi pembicara kunci sebuah konferensi internasional di Riyadh, Arab Saudi.
Rektor UII Fathul Wahid menyebut Rafie sebagai sosok yang cerdas, sehingga banyak diundang dalam sebuah acara di luar negeri.
"Beliau orang baik, orang cerdas, sampai diundang menjadi salah satu pembicara kunci di sebuah konferensi internasional di Riyadh. Dan itu konferensinya tanggal 23-25 Januari," kata Fathul Wahid di kampusnya, Senin (20/2/2023).
Tak hanya melakukan kegiatan akademik, Rafie juga diketahui menjalani serangkaian aktivitas keagamaan.
Rafie melakukan ibadah umroh usai mengikuti konferensi di Riyadh. Bahkan, Rafie tidak sendiri. Ia mengajak juga keluarganya, yakni istri dan anaknya.
"Kemudian setelah itu umroh bersama keluarga, istri dan anaknya. Dari informasi lisan yang kami dengar dan dibetulkan oleh pihak keluarga," ungkap Rektor.
Setelah selesai ibadah umroh, lanjut Fathul, istri dan anaknya Rafie pulang ke Indonesia. Namun Rafie melanjutkan kegiatan akademis ke negara Norwegia.
Di sana, Rafie melakukan aktivitas mobilitas global di University of South-Eastern Norway (USN). Fathul Wahid juga ikut serta dalam kegiatan tersebut bersama sejumlah orang dari tim UII.
"Ketika istri anak pulang, Mas Rafie melanjutkan perjalanan ke Norwegia ketemu dengan saya di bandara Istanbul tanggal 4 atau 5 Februari saya agak lupa. Terus kemudian kami lakukan aktivitas bersama di sana, kerja tiap hari penuh menjalankan misi kami," beber Rektor.
Fathul Wahid menambahkan, selama bersama di Norwegia dirinya tidak melihat gelagat aneh dari Rafie. Bahkan karena saking akrabnya, mereka bisa saling ejek dan tertawa bersama.
"Tidak ada sama sekali (gelagat aneh). Saya tertawa ejek-ejekan biasa malah, saking akrabnya kan. Jadi ini betul-betul kasus khusus di luar dugaan sehingga perlu waktu untuk mencari informasi lebih jelas lagi," ujarnya.
Setelah hampir sepekan di Norwegia dan kegiatan selesai, tim dari UII tersebut dijadwalkan pulang ke tanah air pada 12 Februari 2023.
Fathul mengaku masih bersama Rafie di bandara Oslo, Norwegia. Namun karena jadwal penerbangan yang berbeda, mereka akhirnya berpisah di situ.
Perbedaan jadwal terbang itu terjadi karena beberapa anggota tim memiliki misi selanjutnya yang berbeda.
"Jadi memang karena ada misi lain, ada yang ke Amsterdam, ada yang masih meneruskan perjalanan lain, dan lain-lain jadi itu sama sekali bukan indikasi kami tidak bertanggungjawab," tegasnya.
Setelah dari Oslo, Rafie dijadwalkan terbang ke Istanbul untuk transit, selanjutnya menuju Jakarta.
Namun belakangan diketahui jika Rafie justru terdeteksi di Boston, Amerika Serikat karena mengubah rute terbang.
Fathul Wahid menyebut pertemuan di Oslo tersebut menjadi komunikasi terakhir antara dirinya dengan Rafie. Setelah itu, Rafie tidak bisa dihubungi sama sekali hingga saat ini.
"Akhirnya tidak ada kontak lagi. Misi kami sekarang adalah membawa mas Rafie pulang kembali ke Indonesia dan apapun yang terjadi pemberitaan kami sangat berharap itu tidak justru menghalangi menambah alasan mas Rafie untuk tidak pulang ke Indonesia," ucap Rektor.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII, Suwarsono mengenal Rafie sebagai sosok yang memiliki reputasi bagus.
"Pak Rafie itu punya reputasi akademik yang bagus, tidak saja pada tingkat nasional tapi juga pada tingkat internasional. Jadi dia sering punya proyek-proyek internasional, dan dia juga punya publikasi pada jurnal-jurnal yang bereputasi tinggi pada tingkat internasional. Jadi secara akademik, pak Rafie itu oke," urainya.
Saat ini UII dan KJRI New York terus melacak lokasi persis keberadaan Rafie di Boston. UII berharap Rafie segera ditemukan fisiknya dan bisa dipulangkan ke Indonesia dalam kondisi sehat dan baik.