Marak Penjarahan, Militer Turki Gelar Patroli

Barang Jarahan Berserakan Di Antakya, Hatya, Turki
Barang Jarahan Berserakan Di Antakya, Hatya, Turki (Foto : Reuters)

Antv – Para pemilik usaha di pusat kota Antakya, ibukota provinsi Hatya  terpaksa mengosongkan toko-toko milik mereka pada hari Minggu (12/2/2023) untuk mengamankan barang dagangan mereka dari aksi penjarahan yang kian marak terjadi. 

Seperti dilansir Reuters, Jumlah korban tewas akibat dua gempa dahsyat yang terjadi sepekan kemarin, Selasa (6/2/2023), kini mencapai 33,000 orang baik di Turki Selatan maupun Suriah Utara.

Angka ini diperkirakan akan terus bertambah seiring temuan jenasah semakin banyak setelah reruntuhan bangunan berhasil disingkirkan. 

 

img_title
Pemilik Toko Mengamankan Barang Dagangan di Antakya, Hatya, Turki. (Foto: Reuters)

 

Ironisnya, kondisi Kota Antakya tidak kunjung membaik karena situasi keamanan dengan banyak toko maupun rumah habis dijarah.

Para korban selamat yang kini mengungsi atau tinggal di mobil mereka mengaku bahwa harta benda mereka termasuk emas telah dicuri. 

Sejak itulah, kehadiran jumlah polisi dan personil militer di Kota Antakya dilipatgandakan untuk menjaga supermarket, apotek, serta pusat bisnis lainnya. 

 

img_title
Militer Turki Patroli di Pusat Bisnis Kota Antakya, Hatya, Turki. (Foto: Reuters)

 

Ditambah lagi, sentimen anti imigran menambah runyam bahwa sebagian warga Antakya menuding imigran asal Suriah, Afganistan, dan lainnya sebagai pelaku penjarahan. 

Mehmet Dilmez, seorang pemilik toko tekstil grosir mengatakan bahwa para penjarah masuk ke dalam tokonya setelah tembok belakang tokonya roboh. 

"Disinilah toko-toko kami, toko saya dijarah karena gerbang belakangnya roboh. Mereka mengambil uang tunai sekitar 70 ribu lira dari mesin kasir. Mereka juga mengambil beberapa barang yang kami jual tetapi tidak banyak karena mayoritas berada di dalam, jadi mereka mengambil uang tunai saja," ujar Mehmet Dilmez

 

img_title
Mehmet Dilmez Patroli Bersama Pemilik Toko Lainnya. (Foto: Reuters)

 

Untuk mengantisipasi penjarahan berikutnya, Mehmet dan beberapa pemilik toko berinisiatif untuk patroli bersama-sama.