"Sebulan setelahnya pada 24 November, cor beton di Dusun Salak ambles," ujar Witono.
Lantaran tak bisa dilintasi, upaya perbaikan kerusakan jalan pun dilakukan dengan teknik pengaspalan. Namun, aspal hanya bertahan 15 hari dan jalan kembali ambles sedalam 5 meter sepanjang 15 meter.
"Pengaspalan tuntas pada 10 Desember 2022, tapi dua mingguvsetelahnya pada 26 Desember, jalan yang diaspal justru kembali ambles," tutur Witono.
Masyarakat kini berharap pemerintah segera merealisasikan perbaikan jalan Provinsi tersebut menyusul jalur tersebut adalah akses perekonomian menuju dua kabupaten lain atau sebaliknya.
"Kami sudah melapor ke BPBD, PUPR dan Binamarga Jateng, karena ini adalah jalan Provinsi, namun tak kunjung diperbaiki," kata Witono.
Menurut Informasi peneliti dari Undip yang datang ke lokasi, struktur tanah di bawah jalan yang ambles adalah tanah berair atau berlumpur.
"Kemarin dicek dari Undip bawahnya sana ada seperti sungai, karena dibor kedalaman 23 meter itu yang keluar lumpur. Diduga penyebabnya itu. Kami berharap segera ditindaklanjuti," pungkas Witono.