Antv –Sebanyak lebih dari 4.000 orang tewas dan 15.834 lainnya terluka di 10 provinsi di Turki, akibat dua gempa besar yang mengguncang wilayah selatan negara tersebut.
Kementerian Luar Negeri RI melaporkan warga Indonesia (WNI) yang menjadi korban terluka akibat gempa dahsyat di Turki-Suriah bertambah menjadi 10 orang. Terdapat pula dua WNI yang hingga kini masih belum bisa dihubungi oleh pihak Kedutaan Besar RI di Ankara.
Juru bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah, memaparkan dari total 10 WNI terluka itu, sebanyak empat orang sudah mendapat perawatan di rumah sakit. Sementara itu, enam WNI lainnya akan dievakuasi ke Ankara untuk mendapat perawatan medis di ibu kota.
"Per 7 Februari, ada 10 WNI yang mengalami luka, empat orang sudah dirawat di rumah sakit dan enam lainnya akan dievakuasi untuk perawatan di Ankara," kata Faizasyah dalam jumpa pers virtual pada Selasa (7/2).
Sementara itu, Duta Besar RI di Turki, Lalu Muhammad Iqbal, mengatakan beberapa WNI korban luka itu mengalami patah tulang hingga patah punggung.
Iqbal juga mengatakan ada dua orang pekerja asal Indonesia yang sampai saat ini belum bisa dihubungi pihak kedutaan sehingga belum dapat memastikan bagaimana kondisi mereka.
"Di Diyarbakir ada dua pekerja (WNI) yang sampai saat ini belum bisa dihubungi bahkan di grup WhatsApp juga belum memberikan respons. Tim akan cek," kata Iqbal.
Sebelumnya, Kedutaan Besar RI di Ankara memaparkan ada sekitar 500 WNI yang tinggal di lokasi gempa Turki. Wilayah utama yang terdampak langsung gempa berada di sekitar tenggara Turki yang berdekatan dengan perbatasan Suriah, meliputi 12 daerah yaitu; Adana, Adıyaman, Kahramanmaraş, Gaziantep, Diyarbakır, Hatay, Kilis, Şanliurfa, Malatya, Osmaniye, Elazig, Elbistan.
Gempa berkekuatan magnitudo 7,7 yang mengguncang wilayah tenggara Turki dan utara Suriah pada Senin (6/2) dini hari. Per Selasa (7/2), korban tewas akibat gempa dahsyat ini mencapai 4.372 orang selama 24 jam terakhir.
Hingga kini proses pencarian dan evakuasi korban terus dilakukan. Namun, tim mengalami tantangan karena badai salju. Pemerintah Turki memperkirakan korban bakal bertambah karena banyak yang tertimbun puing.
Pemerintah Ankara juga mendeklarasikan tujuh hari masa berkabung demi menghormati para keluarga korban yang berduka.