Terungkap, Siti Fatimah, Korban Pembunuhan Berantai Wowon Cs Adalah Tulang Punggung Keluarga

Sosok Siti Fatimah, Korban Pembunuhan Berantai Wowon Cs
Sosok Siti Fatimah, Korban Pembunuhan Berantai Wowon Cs (Foto : antvklik-Taufiq Hidayah)

Antv – Sosok Siti Fatimah, korban pembunuhan berantai Wowon cs, dengan alibi kecelakaan laut, diketahui sebagai seorang janda yang merantau jadi TKW, karena harus menjadi tulang punggung keluarga.

Sosok Siti Fatimah itu diungkapkan oleh sang kakak, Cecep Supriyatna, saat mengetahui adiknya merupakan satu dari 9 korban pembunuhan serial killer Wowon cs.

Menurut Cecep Supriyatna, almarhumah memiliki dua orang anak, dan kini mereka diasuh oleh keluarganya di Bandung.

Lebih lanjut Cecep Supriyatna mengatakan, Siti berangkat menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Arab Saudi, untuk berjuang menyekolahkan anak-anaknya hingga sukses.

"Satau saya, waktu itu kontrak di Arab Saudi 5 tahun kerja, bilang ke semua keluarga pas mau berangkat jadi TKW. Kan rumahnya itu yang sekarang jadi tempat pembakaran kapol (tempat usaha Cecep). Jadi ya tahu percis pas persiapan hingga berangkat ke Arabnya," kata Cecep, Minggu (22/1/2023).

"Almarhumah meninggalkan dua orang anak. Sekarang anaknya ada yang di Bandung, diasuh oleh keluarga ayahnya. Selama menjadi TKW di arab, komunikasi ya begitu, lancar - lancar saja. Sering video call sama istri saya, sama anak saya juga, karena kan keluarga dekat, rumah almarhum kan dulu di samping rumah saya," tambah Cecep.

Cecep lantas menceritakan kronologis saat almarhumah hendak pulang ke tanah air dan mengaku mengetahui persoalan penggandaan uang bersama Dede (salah satu pelaku rekan Wowon Cs) lewat sambungan telepon Siti.

"Jadi pas mau pulang, waktu itu tahun 2020, bulan 9, tanggalnya saya lupa, jadi Siti video call sama keluarga sama istri saya juga, kata Siti, mau pulang sudah di pesawat. Nah dari situ keluarga kan seneng, Tapi ko dah sekian lama ga sampe kampung juga. Nah untuk persoalan penggandaan uang, saya tahu saat almarhumah di Arab Saudi, saat anak saya nikahan, Siti bantu transfer Rp 7 juta, tapi ko yang kirim transferan bukan dari atas nama Siti, justru dari atas nama Dede, Dari situ, saya tanya almarhumah, siapa Dede, kemudian Siti cerita, temen katanya, ikut penggandaan uang. Ya saya kaget," beber Cecep.

Cecep sempat menasehati agar Siti tak terjebak penipuan para pelaku, hal itu dilakukan berkali - kali keluarga lewat komunikasi telepon, karena almarhumah saat itu masih berada di Arab Saudi.

"Sering saya bilang, ya dinasehati lewat telepon, kan Siti masih di Arab. Jadi semua keluarga kan ada 6 keluarga, nasehatin almarhumah jangan ikut-ikutan penggandaan uang, itu penipuan. Kemudian Siti pernah jawab juga, aman katanya, gitu saja," tandasnya.

Keluarga kini sudah memberi izin pembongkaran makam yang akan dilakukan Inafis, untuk kepentingan identifikasi dan otopsi. Namun waktunya, masih belum diketahui keluarga.

"Ya silahkan, selama keperluan penyidikan polisi kami keluarga ikhlas," tandas Cecep.