Pada upaya jangka pendek, BPBD Kota Palangkaraya telah mempersiapkan dua titik pengungsian, yaitu di Rumah Sehat Pelamboyan dan Posyandu di Jl. Kalimantan.
"Pada titik pengungsian sudah kami aktifkan dapur umum, pemberian bantuan logistik serta selimut, perbaikan infrastruktur seperti jalan dan jembatan yang rusak akibat abrasi juga sedang dilakukan untuk kebutuhan mobilisasi masyarakat," tuturnya.
Emi turut mengungkapkan bahwa saat ini arus air naik kembali dan retakan-retakan di sepanjang bantaran sungai masih terus berlangsung, sehingga kerusakan rumah masih bertambah.
"Kami secara aktif masih melakukan pemantauan dan pendataan bersama lintas sektor serta telah menetapkan status tanggap darurat, mengaktifkan posko dan pendampingan bagi warga terdampak," ungkapnya.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh BPBD Kota Palangkaraya, ablasi telah terjadi sejak 1 Januari 2023 lalu dengan jumlah rumah yang amblas empat unit. Kemudian ablasi kembali terjadi yang menyebabkan tiga rumah amblas rusak berat. Lalu ablasi terjadi lagi pada 17 Januari dengan rumah amblas mencapai delapan unit. Total kerusakan akibat ablasi adalah 15 unit rumah dan berdampak pada 35 jiwa.
Berdasarkan prakiraan cuaca per 19 sampai 20 Januari 2023 yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kota Palangkaraya didominasi cuaca berawan dan hujan ringan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah setempat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ablasi yang terjadi akibat faktor cuaca.
Masyarakat turut diimbau untuk mengikuti instruksi dari pemerintah daerah setempat guna meminimalkan potensi adanya korban jiwa akibat peristiwa tersebut. Fenomena ablasi yang terjadi di Kota Palangkaraya ini memiliki makna berbeda dengan abrasi.