Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Milik Bakrie Group Akan Hadir di Indonesia

Pabrik Baterai Kendaraa Listrik Milik Bakrie Group Hadir di Indonesia
Pabrik Baterai Kendaraa Listrik Milik Bakrie Group Hadir di Indonesia (Foto : Penandatanganan MoU oleh Anindya N. Bakrie mewakili VKTR dan CEO BritishVolt Orral Nadjari di London, Inggris, Rabu (23/3/2022))

Antv – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan, perizinan investasi pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik milik PT VKTR Teknologi Mobilitas yang merupakan anak usaha dari Bakrie & Brothers Tbk, bekerjasama dengan Britishvolt sudah sampai tahap final.

Hal itu diketahui dari unggahan di akun Instagram resmi milik Bakrie & Brothers Tbk @bakrie.group, Sabtu (14/1/2023), dengan memberikan keterangan sebagai berikut:

"Sebelumnya, Presiden Joko Widodo sudah menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi besar terkait pembuatan baterai kendaraan listrik.

Oleh karena itu, Britishvolt, startup asal Inggris yang bergerak di bidang manufaktur dan pengembang teknologi baterai kendaraan listrik rendah karbon menggandeng PT VKTR Teknologi Mobilitas untuk mendukung zero emission di Indonesia."

 

 

Di tempat terpisah, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah menargetkan produksi baterai listrik mulai berjalan pada semester pertama 2024.

Hal itu disampaikan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (13/1/2023).

Menurut Meninves, pemerintah terus mendorong pembangunan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Yaitu melalui pembangunan pabrik baterai untuk kendaraan berlistrik yang pertama di Indonesia.

Bahlil menambahkan konstruksi pabrik tersebut akan dimulai pada tahun ini. Investornya masing-masing LG Electronics dari Korea, Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) dari Tiongkok, dan Britishvolt dari Inggris.

Untuk itu, Bahlil menuturkan pemerintah sedang mengatur formulasi sweetener (pemanis) untuk membangun industri kendaraan listrik yang kompetitif.

Bahlil juga menekankan agar pembangunan ekosistem kendaraan listrik dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru.

"Menyangkut dengan mobil dan motor, kami sedang menentukan model yang paling pantas dan kompetitif untuk dibangun," katanya.

"Sehingga, ke depan hal itu menjadi ranah penciptaan lapangan pekerjaan," tambahnya.

Bahlil menilai Indonesia memiliki pangsa pasar kendaraan listrik yang besar. Karena itu, Meninves menegaskan agar kesempatan besar tersebut harus dapat terus terjaga.

"Jangan sampai pasar kita itu dipenetrasi produk-produk dari luar negeri," ujarnya.

Sebaliknya, lanjut Menteri, Indonesia harus mampu penetrasi ke pasar ekspor.

Lebih lanjut, Bahlil menyampaikan, pemerintah akan membatasi pembangunan pabrik smelter yang tidak berorientasi kepada energi hijau.

"Ini sebagai bentuk dari kepedulian terhadap pembangunan produk yang berorientasi hijau," tandasnya.