Antv – Sejarah mencatat, wilayah Maluku pernah terjadi tsunami sebanyak 45 kali, dua di antaranya tsunami mematikan. Hal itu disampaikan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono.
Hari ini Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku diguncang gempa dengan magnitudo (M)7,9 dengan parameter update M7,5 pada pukul 00.47.34 WIB. Bahkan, BMKG juga sempat mengeluarkan peringatan dini potensi tsunami, namun telah mengakhiri.
"Di utara Seram ada North Seram Thrust kemudian di selatan juga ada South Seram Thrust kemudian di daratan Seram juga terdapat sesar Kawa. Ini semua memiliki Catatan sejarah panjang kegempaan yang destruktif dan mudah tsunami," kata Daryono kepada wartawan, Selasa (10/1/2023).
"Dalam tahun 1629 sampai 1998 kita mencatat sejarah tsunami yang pernah terjadi di wilayah Maluku dan Banda ini sebanyak 45 kali. Dan 2 diantaranya adalah tsunami yang paling mematikan atau deadly tsunami itu terjadi pada tahun 1674 yang menimbulkan korban jiwa 2.325 orang dan pada tahun 1809 itu menimbulkan 3.864 orang," ujarnya.
Kisah Tsunami Ambon dan Pulau Seram 1674, Lebih dari 2000 Tewas, adalah kejadian nyata berdasarkan catatan kuno oleh Georg Eberhard Rumphius (1627-1702) tentang tsunami Ambon dan Seram di tahun 1674 yang disebutkan sebagai Tragedi Tanggal 17 Februari 1674 atau Gempa Bumi Laut Banda 1674.
Dalam catata itu, Georg Eberhard Rumphius menggambarkan dahsyatnya tsunami sebagai berikut:
“Lonceng-lonceng di Kastel Victoria di Leitimor, Ambon, berdentang sendiri. Orang berjatuhan ketika tanah bergerak naik turun seperti lautan. Begitu gempa mulai menggoyang, seluruh garnisun kecuali beberapa orang yang terperangkap di atas benteng, mundur ke lapangan di bawah benteng, menyangka mereka akan lebih aman.
Akan tetapi, sayang sekali tidak seorangpun menduga bahwa air akan naik tiba-tiba ke beranda benteng. Air itu sedemikian tinggi hingga melampaui atap rumah dan menyapu bersih desa. Batuan koral terdampar jauh dari pantai”.
Lebih lanjut Daryono mengatakan, dengan catatan ini patut menjadikan masyarakat untuk terus menyiagakan untuk meningkatkan antisipasi mitigasi tsunami di daerah Maluku. Baik itu dari aspek peringatan tsunami juga bagaimana meningkatkan kapasitas masyarakat di Pulau untuk lebih siap menghadapi gempa dan tsunami.
"Untuk itu apa yang kita lakukan adalah upaya mitigasi yang berkelanjutan. Dan disini BMKG memiliki paket kegiatan sekolah Lapangan gempa untuk para stakeholder dan masyarakat untuk siswa sekolah kita juga menyiapkan paket dengan BMKG go to school," ucapnya.
"Jadi ini adalah upaya yang BMKG dilakukan untuk terus menyiapkan masyarakat di Maluku dan sekitarnya. Untuk bisa lebih menguasai bagaimana cara selamat saat terjadi gempa dan tsunami," tandasnya.