Antv – Gempa bumi tektonik berkekuatan Magnitude 7,9 mengguncang wilayah Laut Kepulauan Tanimbar, Maluku, pada Selasa (10/1/2023) sekitar pukul 02.47.34 WIT.
Akibat peristiwa ini, sejumlah rumah warga dan fasilitas umum rusak.
Dari pantauan media ini di Saumlaki, Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) terlihat sejumlah rumah rusak berat bahkan rata dengan tanah akibat goncangan gempa.
Selain rumah warga, satu gedung perusahaan Mutiara yang berada di pesisir pantai Saumlaki juga roboh.
Jacky salah satu warga yang dihubungi menceritakan peristiwa tersebut. Menurutnya, gempa yang datang secara tiba-tiba itu membuat warga sekitar berhamburan keluar menyelamatkan diri.
“Kekuatannya besar sekali, dan dini hari tadi itu warga berhamburan di jalan menyelamatkan diri,” katanya.
Menurutnya, lokasi tempat Dia tinggal juga beberapa rumah yang rusak, namun tidak ada korban jiwa.
“Beta lihat hanya satu rumah di BTN yang rusak parah karena roboh, sisanya itu hanya retak saja,” terang Jacky.
Hingga kini belum diketahui secara pasti data rumah maupun bangunan fasilitas umum yang rusak akibat gempabumi.
Namun dari pantauan media ini di lapangan, setidaknya ada sepuluh rumah warga termasuk pabrik Mutiara yang rusak berat.
Sementara itu kantor Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan sebuah hotel di Saumlaki rusak ringan, karena mengalami keretakan akibat gempabumi.
Atas peristiwa ini, BMKG mengimbau kepada warga agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diharapkan menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” tulis BMKG dalam situsnya.
BMKG juga berharap, Pemerintah Kabupaten/Kota yang berada pada status "Siaga" dan "Waspada", memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk menjauhi pantai dan tepian sungai.
Saat ini, BMKG juga terus memantau data ketinggian tsunami pada wilayah yang berpotensi terdampak dan akan menyampaikan pemutakhiran informasi.
Untuk diketahui, dari hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M7,5.
“Episenter gempabumi terletak pada koordinat 7,37° LS; 130,23° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 136 Km arah BaratLaut Maluku Tenggara Barat, Maluku pada kedalaman 130 km,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi Dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam rilisnya yang dikeluarkan BMKG, Selasa (10/1/2023).
Daryono mengatakan, sesuai jenis dan mekanisme Gempabumi, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, dari Analisa BMKG, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Laut Banda.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” jelasnya.
Gempa bumi ini, dijelaskan Daryono, berdampak dan dirasakan di daerah Saumlaki dengan skala intensitas V MMI ( Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun ), daerah Dobo, Tiakur IV MMI ( Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi ), daerah Sorong, Kaimana, Alor, Waingapu, Waijelu, Lembata dengan skala intensitas III-IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), daerah Kairatu, Merauke, Nabire, Tanah Merah, Wamena, Bakunase, Kolhua, Sabu, Rote, Ende, Amarasi Selatan, Kota Kupang dengan skala intensitas II-III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah.
Terasa getaran seakan akan truk berlalu), daerah Ambon dan Piru II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Sesuai rilis yang dikeluarkan BMKG sebelumnya, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini berpotensi tsunami, dengan tingkat ancaman siaga di Maluku-Tengah, Kepulauan Maluku-Tenggara, Maluku-Tenggara-Barat P.Yamdena dan Kota-Ambon; dan tingkat ancaman WASPADA di Maluku-Tenggara, Seram-Bagian-Timur, Seram-Bagian-Barat, Buru, Wakatobi, Kendari Pulau Watulumango, Kepulauan Kendari, Konawe Bagian Selatan, Kota-Kendari dan Kendari.
Dari hasil pemantauan BMKG, hingga pukul 04.37 WIT, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 3 aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo M5,5 M4,8 dan M4,5