Antv – Gelombang ganas yang cukup tinggi dan angin kencang di pantai Indramayu, Jawa Barat, menerjang lima kecamatan, yang terjadi Minggu (1/1/2023), menyimpan kisah pilu.
Adalah Sutiah, perempuan warga Eretan, mengisahkan bagaimana bencana itu tiba. Ia mengatakan, ombak ganas yang memporak porandakan rumahnya, tak lagi membuat dirinya bisa menyelamatkan barang barang yang berharga yang ia miliki.
"Kejadianya subuh, air datang saya tuh mau ambil baju satu, terus tiba tiba gelombang tinggi datang menghajar punggung, runtuhan bangunan kena kepala engga ada lagi yang bisa di selametin. Beras terendam, baju juga cuman yang di pakai," tutur Sutiah, Minggu (01/01/2023).
Lanjut Sutiah mengisahkan, beruntung dirinya sempat membawa cucu-cucunya yang sedang terlelap di rumah yang tidak jauh dari bibir pantai itu.
Gelombang yang begitu ganas langsung menenggelamkan rumahnya sekaligus merobohkan puing bangunan rumah yang ia tempati.
"Gelombangnya gede banget kaya tsunami. Barang berharga gak ada yang bisa ditolong semua hanyut. Sedih, udah gak punya apa apa. Baju gak punya mau bikin rumah uangnya dari mana. Saya ngungsi desak desakan di pengungsian sama ketujuh cucu. Semoga pemerintah bisa bikinin rumah. Modal sudah hilang semua mau bagaimana saya. Rumahnya ambruk semua rata sama tanah." ratap Sutiah.
Di pesisir pantai Eretan, tercatat dua puluh satu rumah ambruk, enam belas rusak sedang dan ratusan rumah terendam banjir hingga mencapai satu setengah meter.
Ratusan warga pun mengungsi ke sejumlah posko pengungsian dan mulai terserang penyakit demam, gatal hingga pegal-pegal.
Hingga saat ini, pemerintah masih menerapkan status siaga bencana cuaca ekstrem.
Pemerintah juga meminta masyarakat, agar tetap berada di pengungsian, mengingat cuaca buruk masih akan terjadi hingga beberapa hari ke depan.