Antv –Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan pandemi Covid-19 sudah berubah menjadi endemi di Indonesia. Pasalnya kasus Covid sudah cukup landai dalam kurun waktu satu tahun terakhir.
Airlangga yang juga menjabat sebagai Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Luar Jawa-Bali itu menjelaskan berdasarkan standar WHO Covid di Indonesia level 1. Sehingga sudah menjadi endemi.
"Sudah hampir 1 tahun Indonesia landai, artinya berdasarkan kriteria dari WHO di level 1 dan itu sudah 12 bulan artinya secara negara sebetulnya kita sudah masuk pandeminya sudah berubah menjadi endemi," kata Airlangga, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu 21 Desember 2022.
Seperti diberitakan VIVA.co.id, Airlangga mengatakan, belakangan ini penambahan kasus positif COVID-19 di Indonesia juga sudah berada di bawah 2.000 kasus perhari. Oleh karena itu, saat ini Pemerintah tengan menyiapkan kajian untuk menentukan bagaimana penanganan COVID-19 di Indonesia kedepannya.
"Ini sudah level 1 dan terakhir kan kita semua di bawah 2.000 orang, tentu masih ada persiapan yang akan dilakukan oleh Kementerian Kesehatan antara lain sero survei tapi ya Insya Allah ini bisa dilakukan," ujar Airlangga.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan bahwa Indonesia akan segera mengakhiri kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Menurut Jokowi, diperkirakan kebijakan tersebut akan diakhiri pada akhir tahun 2022 ini. Kepala Negara mengatakan, saat ini penanganan kasus Pandemi COVID-19 di Indonesia sudah dapat dikendalikan dengan baik.
Terbukti kasus positif dari yang jumlahnya mencapai puluhan ribu, dan terakhir hanya di angka 1.200 per hari.
"Hari ini kemarin, kasus harian kita berada di angka 1.200 dan mungkin nanti akhir tahun kita akan menyatakan berhenti PSBB, PPKM kita," kata Jokowi dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2023, Jakarta Selatan, Rabu 21 Desember 2022.
Jokowi mengatakan perjalanan Indonesia menangani pandemi COVID-19 bukan hal yang mudah. Dia mengingat pada saat awal COVID-19 mencapai puncak gelombang pertama dimana kasus positif mencapai 56.000 kasus harian.
Saat itu, hampir semua menteri Kabinet Indonesia Maju menyarankan untuk melakukan lockdown. Tetapi saat itu Pemerintah tak mengambil keputusan itu karena mempertimbangkan ekonomi.
"Saat Delta masuk, kasus harian kita mencapai 56.000 kasus, saat itu saya ingat hampir 80% menteri menyarankan saya untuk Lockdown termasuk masyarakat juga menyampaikan hal yang sama. Kalau itu kita lakukan saat itu, mungkin ceritanya akan lain sekarang ini," ujar Jokowi