Antv –Aipda EVI Sapta Riani membuat laporan ke Polda Metro Jaya karena merasa dipukul saat mengawal aksi simpatisan Partai Rakyat Adil Makmur (Prima) ketika berunjuk rasa yang berujung ricuh di depan Gedung KPU, Jakarta.
"Benar, ada laporan itu," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Endra Zulpan, di Markas Polda Metro Jaya, Kamis, 15 Desember 2022.
Dia mengatakan, dalam laporannya, Evi mengatakan kalau pemukulan terjadi saat aksi dorong antar massa aksi dengan petugas kepolisian. Eks Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan itu mengatakan, buntut aksi dorong, pelapor berupaya menenangkan massa aksi yang mayoritas perempuan.
"Terjadi aksi saling dorong mendorong antara massa unjuk rasa dengan petugas kepolisian yang sedang melaksanakan tugas pengamanan karena adanya massa yang memaksa masuk ke dalam gedung KPU RI. Namun tiba-tiba terlapor melakukan penamparan ke arah wajah korban. Atas kejadian tersebut korban merasa dirugikan," kata dia.
Seperti diberitakan VIVA.co.id, Zulpan mengatakan laporan tersebut saat ini masih diteliti penyidik. Laporan sendiri diterima dengan nomor LP/B6379/XII/2022/SPKT/POLDA METRO JAYA.
Pihak terlapor tertulis atas nama Ersa Elisa. Dalam laporan, pelapor menyertakan sejumlah barang bukti. Ada hasil visum, rekaman CCTV dan surat tugas. Terlapor dilaporkan atas dugaan tindak pidana melawan petugas yang sedang melaksanakan tugas dan atau penganiayaan dan atau perbuatan tidak menyenangkan sebagaimana diatur dalam Pasal 212 KUHP dan atau Pasal 352 KUHP dan atau Pasal 335 KUHP.
Sebelumnya diberitakan, seorang perempuan yang merupakan simpatisan Partai Prima ditangkap polisi buntut demo berujung ricuh di depan Gedung Komisi Pemilihan Umum. Hal itu dibenarkan Kapolres Metro Jakarta Pusat, Komisaris Besar Polisi Komarudin.