Antv –Empat komisioner Komnas HAM mengunjungi SDN Pondok Cina 1, Margonda, Beji, Senin (12/12/2022). Para komisioner Komnas HAM bertemu dengan orang tua siswa dan mendengarkan keluhan serta kronologi atas polemik yang terjadi.
Perwakilan orang tua pun menjelaskan awal mula kisruh relokasi ini mencuat. Salah satu komisioner, Putu Elvina menuturkan pihaknya merespon laporan dari orang tua siswa yang merasa relokasi tersebut tidak dilakukan dengan baik sehingga menimbulkan kekerasan pada sistem.
Mereka juga mendapat laporan yang menjelaskan Akibat polemik ini membuat beberapa siswa sulit mendapatkan pelayanan pendidikan.
"Komnas HAM akan segera memanggil wali kota dan mungkin juga kita akan sinergi dengan gubernur seperti apa rencana ke depannya. Kami tentu berharap agar tidak dilakukan pemisahan atau relokasi ke sekolah sampai ada persiapan yang matang," kata Putu.
Lebih lanjut, Putu menjelaskan jika relokasi tidak dilakukan dengan baik dapat menjadi indikasi kelalaian sistem serta kekerasan oleh sistem yang membuat para siswa terganggu hak pendidikannya.
Terlebih, pembangunan masjid raya tersebut dilakukan di atas bangunan yang masih digunakan, bukan bangunan yang kosong.
"Kalau tidak dilakukan relokasi yang baik, maka ada indikasi anak-anak tersebut akan mendapatkan selain kekerasan tentu saja kelalaian oleh sistem yang dibangun," ujarnya.
Terlebih, SDN Pondok Cina 1 memiliki jumlah rombel (rombongan belajar) sebanyak 12 dengan total siswa mencapai lebih dari 300 anak.
Menurutnya, jika Kota Depok surplus gedung sekolah, relokasi bukan menjadi hal yang sulit. Namun kenyataannya tidak berimbang antara jumlah siswa dengan sarana sekolah.
"Tapi pada saat anak itu dititipkan atau menumpang di sekolah lain, hingga terjadi perubahan jam belajar, kemudian tempat baru, akses baru, ini yang berpotensi menciderai hak mereka untuk mendapatkan pelajaran yang optimal," pungkasnya.