Antv –Pihak Polda Metro Jaya menjelaskan kasus kematian sekeluarga tewas mengering di Kalideres, Jakarta Barat menjadi salah satu pengalaman berharga.
Seperti dijelaskan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Hengki Haryadi polisi butuh waktu sebulan mengungkapnya. Itu pun dengan bantuan para ahli. Mulai dari kedokteran forensik hingga psikologi.
"Ini merupakan fenomena yang cukup unik dan bagi kami pengalaman berarti karena sangat jarang kasus seperti ini," ucap dia kepada wartawan, Minggu 11 Desember 2022.
Seperti diberitakan VIVA.co.id, mantan Kapolres Metro Jakarta Pusat itu mengatakan, keempat korban meninggal secara wajar. Namun, kondisinya yang tidak wajar.
Kata dia, salah satu kondisi tidak wajar yang ditemukan adalah rusaknya sidik jari para korban. Jasad korban pun didiamkan di rumah tanpa adanya proses pemakaman yang wajar.
"Dari hasil penyelidikan kami yang sangat detail ini kami sudah temukan kematian yang terjadi di TKP (Tempat Kejadian Perkara) Kalideres ini adalah kematian wajar dalam kondisi yang tidak wajar. Kami terus terang memiliki kendala pada saat cocokan sidik jari kulit jari sudah rusak. Jadi baik gunakan metode konvensional maupun alat khusus medis ini tidak bisa diangkat kembali," kata Hengki.
Untuk diketahui, penemuan empat jasad yang merupakan satu keluarga di dalam sebuah rumah, menggegerkan warga Kalideres Jakarta Barat, Kamis, 10 November 2022.
Keempat orang yang ditemukan tewas dalam kondisi mengering itu yakni Rudyanto Gunawan (71) dan sang istri bernama Margaretha Gunawan (58), kemudian anak dari keduanya bernama Dian (40) dan yang terakhir yakni Budyanto Gunawan, yakni ipar dari Rudyanto.
Hasil penyelidikan mengungkap bahwa urutan jenazah yang meninggal diawali oleh Rudiyanto, Renny Margaretha, Budiyanto, dan Dian. Hal itu diungkap langsung oleh Dokter Spesialis Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Jakarta Asri M Pralebda.
"Urutan kematian paling awal Pak Rudi, dilanjutkan dengan Ibu Renny, Pak Budi dan terakhir itu Mba Dian," ujar Asri dalam konferensi pers, Jumat, 9 Desember 2022.
Dari hasil pemeriksaan luar dan dalam, diketahui penyebab keempat jenazah meninggal karena sejumlah penyakit kronis. Dimulai dari Rudiyanto meninggal dunia karena penyakit saluran pencernaan hingga Dian yang mengalami gangguan pernafasan.
"Dengan jelas dan yakin sebab kematian Pak Rudi, penyakit saluran cerna, Ibu Renny kelainan payudara, Pak Budi serangan jantung akut, dan untuk Bu Dian itu gangguan pernafasan dan penyakit pernafasan kronis," jelasnya.