Erick juga mengatakan bahwa, dalam hal ketahanan energi nasional, Indonesia dapat memanfaatkan bioethanol yang dihasilkan dari pengolahan gula sebagai bahan campuran BBM. Potensi produksi ethanol ini tentu dapat mengurangi impor BBM.
Indonesia juga dapat mengembangkan produk turunan kelapa sawit mengingat Indonesia merupakan produsen crude palm oil (CPO) terbesar di dunia, yaitu 46 juta ton/tahun. Produk turunan kelapa sawit yang dapat hasilkan adalah minyak goreng, kosmetik, bahan campuran makanan, dan energi nabati.
Selain hilirisasi SDA dan ketahanan energi, peran sektor pariwisata dan ekonomi kreatif juga diproyeksikan terus meningkat dengan optimasi potensi dalam negeri. Indonesia memiliki potensi geografis dan keragaman budaya yang tidak dimiliki semua negara.
Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB diproyeksikan terus meningkat pasca pandemi COVID-19, yaitu dari 4,3 persen pada 2022 meningkat hingga 10–12 persen pada 2032. Selain itu, subsektor ekonomi kreatif lainnya juga turut menopang perekonomian Indonesia, seperti film, kuliner, fesyen, dan kriya.