Antv –Bupati Cianjur Herman Suherman menyampaikan data terbaru perkembangan evakuasi korban bencana dan penaganan pengungsian di Cianjur, Jawa Barat pada Jumat (2/12/2022). Ia menyampaikan jumlah korban tewas meningkat akibat ada yang meninggal di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Jawa Barat.
“Hari ini ada penambahakn korban meninggal dunia, yaitu di RS Hasan sadikin Bandung sehingga jumlah yang meninggal dunia 331 jiwa,” ungkap Herman saat memaparkan data terbaru di pendopo Kabupaten Cianjur.
Sedangkan yang mengalami luka berat sampai saat ini berjumlah 593 orang. Mereka yang dirawat di seputaran Cianjur berjumlah 59 jiwa. Untuk pencarian korban hilang di Desa Cijedil untuk hari ini masih nihil.
”pencarian korban pada hari ini, hari ke-12 nihil tidak ditemukan (korban jiwa),” ungkap Herman.
Hambatan pencarian karena faktor cuaca dan kondisi lapangan yang kadang kala cepat berubah. Untuk jumlah pos pengungsi tercatat 494 titik dengan 375 titik terpusat dan 119 mandiri.
Anak-anak pengungsian gempa Cianjur kembali Sekolah
Sementara itu, anak-anak korban gempa Cianjur sudah mulai bersekolah , seperti anak-anak pengungsian terpusat Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, kembali mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) setelah lebih dari sepekan terhenti karena sekolah mereka roboh oleh gempabumi M 5.6 Cianjur.
Kendati masih dalam kondisi serba terbatas, namun antusias anak-anak untuk belajar sangat tinggi. Sebagaimana yang terlihat pagi ini, Jumat (2/12/2022), dari balik tenda darurat yang didirikan di lapangan bola basker SMP Negeri 1 Cugenang, asa dan semangat anak-anak seakan terpancar dari wajah yang berseri-seri.
Dari balik tenda berukuran tak kurang dari 6x10 meter, sorak-sorai anak-anak pun bak memecah lara, mengubah duka menjadi suka. Satu demi satu, mereka berebut kesempatan menjawab pertanyaan dari guru pendamping.
Tak ragu, mereka bahkan turut ambil bagian untuk maju ke depan saat diberi kesempatan untuk bernyanyi dan memperagakan bagaimana cuci tangan yang benar.
Kehadiran tenda belajar itu menjadi pelita harapan bagi anak-anak. Kepercayaan diri mereka bangkit dan seakan menolak untuk larut dalam kesedihan.
Heni, warga RT 03 RW 2, Kampung Cariu, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, yang mengantarkan anaknya untuk ikut belajar dan bermain menuturkan bahwa sebelum ikut sekolah darurat, anaknya sering terlihat jenuh dan melamun di rumah.
Wanita 35 tahun itu kemudian mengajak anaknya untuk ikut kembali belajar agar tidak ketinggalan pelajaran dan tidak jenuh di rumah. Heni mengatakan, sejak satu hari mengikuti belajar di tenda darurat, anaknya kembali ceria.
“Saya antar anak ke sini biar nggak ketinggalan pelajaran, biar tidak jenuh di rumah, biar tidak melamun. Kalau di sini kan banyak teman-temannya dan belajar sambil bermain bersama,” ucap Heni.
Siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar ini mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Sebelum memulai belajar, para siswa melaksanakan senam pagi untuk menjaga kebugaran selama kurang lebih 10 menit. Setelah itu, para siswa akan diberikan materi pelajaran sesuai jenjang pendidikan.
Untuk siswa TK maka mereka akan diberi kesempatan untuk bermain sambil belajar. Bagi anak-anak TK, mewarnai gambar menjadi pelajaran favorit mereka. Untuk usia SD, maka mereka akan diberikan materi pelajaran sesuai tingkatannya seperti berhitung, menulis kata dan kalimat hingga cerdas tangkas.
Bagi siswa SMP, pelajaran seperti mengarang cerita pendek, ilmu agama, ilmu pengetahuan umum diberikan secara bergantian. Sekolah dibuka pada pukul 08.00 sampai 10.00 WIB.
Kemudian sore hari sampai petang, mereka mengikuti sekolah agama islam di tenda pengungsian yang dilanjutkan sampai salat berjamaah bersama.