"Dengan rata rata abrasi di pantai rembat ini 20 meter pertahun, dengan mengancam lahan pertanian dan perkebunan. Kita mengedukasi masyarakat, untuk tanggap bencana abrasi, kita tunjukan bagaimana penanggulanagn abrasi dengan program breakwater, menanam pohon mangrove di sepanjang bibir pantai. Kini mulai dirasakan dampaknya dengan memasang Geotube, brekwater ini, makan terjadi sedimentasi dan alhamdulillah ini bisa kita pertahankan, malah muncul daratan baru kurang lebih 20 meter, dan ini kita berharap terus bisa muncul daratan baru lagi, dengan munculnya daratan baru maka kita bersama teman teman masyarakat juga melakukan penguatan pengelolaan pencegahan abrasi itu sendiri dengan tangan manusia," lanjut Henda Tria Putra Nasution.
Mengembangkan konsep eduwisata kesiapsiagaan bencana abrasi, Pertagas juga menggerakan kelompok untuk bersama-sama membuat papan-papan berisi informasi atau edukasi terkait sejarah Pantai Rembat termasuk abrasi yang terjadi di tahun 2020 dan menghilangkan sebagian besar area pantai, berbagai jenis vegetasi yang hidup di Pantai Rembat.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah abrasi, juga alat-alat yang dapat digunakan untuk mencegah dan menahan abrasi.
Dengan menonjolkan keunikan ini, diharapkan kelak Juntinyuat dapat menjadi Desa Wisata yang mandiri.
"kita bekerja sama dengan masyarakat, DLH, dan perhutani untuk melestarikan mangrove, Dengan ini, abrasi bisa diatasi, kita tanam mangrove, kehutanan bisa kita pertahankan, serta kembali mengeliat ekonomi masyarakat melalui wisata, Kita berfikir bagai mana mengembangkan usaha masyarakat bukan hanya bertani kita gagas kita gagas rintisan wisata ini dengan wisata berbasis tanggal bencana, kita akan meningkatkan pengetahuan masyarakat, anak sekolah serta pengunjung tanggap akan bahaya abrasi, Wisata edukasi bencana sebagai tanggal bencana abrasi," tegas, Henda Tria Putra Nasution.
DenganĀ menanam ribuan pohon mangrove, penanaman mangrove jenis bakau,api-api, dan cemara laut itu, dilakukan di hamparan pantai sepanjang satu kilo meter di pantai Rembat Juntinyuat, kabupaten Indramayu.
"Kondisi mangrove di indramayu kalau kita lihat dari ujung barat, sudah mulai rusak, seperti pantai, kandanghaur, Sukra, Losarang itu sudah parah. Kalo vegetasi di kehutanan secara teknis, kalau kita tarik dari bibir pantai potensi vegetasi yang kita tanami itu yang bersentuhan langsung, kalau secara didalamnya lagi kaya di bawah laut, itu ada lagi kaya padang lamun, terumbu karang itu bagian dari penahan abrasi. Penanaman pohon mangrove seperti ini, bagus banget, karena yang kta butuhkan seperti ini," jelas, Musa Musyaffa, Penyuluh Kehutanan Cabang Dinas Kehutanan Wilayah IX Provinsi Jawa Barat.