Selain itu, ada sejumlah rumah yang terbakar, pembangunan sekolah SMP dan SMA di Kei Besar, serta pengrusakan lainnya. Sebelumnya kedua desa itu juga sudah pernah bentrok pada 6 Oktober 2022 lalu, yang mengakibatkan korban sebanyak 31 korban, di mana Ohoi Bombay sebanyak 15 korban, dan Ohoi Elath sebanyak 16 korban.
Kejadian pada 6 Oktober itu sudah diantisipasi dan sudah ditempatkan tiga SST gabungan tentara dan polisi yang ada di sana.
“Polda Maluku sangat menyayangkan kembali terjadinya bentrok antara dua desa di Kei Besar yaitu antara Desa Elath dan Desa Bombay yang terjadi pagi tadi,” katanya.
Ia mengaku, sampai dengan saat ini situasi sudah kembali aman dan kondusif, serta lima SST sudah berada di lapangan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan berulang kembali.
“Namun, sebanyak apa pun pasukan yang ditempatkan di sana, tanpa ada kesadaran dari masyarakat, maka bisa saja bentrokan akan terulang. Oleh karena itu, ini merupakan tanggung jawab kita semua, tanggung jawab dari pemerintah daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, mari sama-sama kita berperan aktif untuk memberikan rasa aman dan damai di wilayah tersebut,” ujarnya, seperti dikutip dari Antara.
Ia mengimbau kepada masyarakat setempat agar tetap menahan diri dan kembali hidup rukun seperti semula, tanpa ada konflik atau bentrok.
“Karena yang dilakukan seperti itu sudah pasti akan merugikan kedua belah pihak dan masyarakat yang ada di sana,” tandasnya.